Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Ini kisah tentang NF (15 tahun), saya mencoba merangkai hal-hal di latar NF. Hal utama yang terlihat adalah, NF merupakan remaja putri yang memiliki kemampuan atau pun kercerdasan spasial yang luar biasa bahkan tinggi; tidak banyak informasi tentang latar dan strata sosial ayah dan ibu NF.Â
Yang pasti, berdasarkan puzle-puzle jejak digital, agaknya, sesuai dengan orang-orang yang memiliki kecerdasan spasial, memiliki daya imajinatif yang tepat dan cepat.
Dalam artian, ia mampu menterjemahkan benda-benda atau apa pun di sekitarnya (dalam dan melalui pikiran) menjadi sesuatu yang teratur dan indah. Selain itu, Ia mampu mengeluarkan hasil olah pikirnya dalam bentuk gambar, diagram, lukisan, atau kata-kata serta istilah-istilah khusus, hanya ia yang pahami maknya dan tujuannya.
Kemampuan yang luar biasa dari seseorang yang memilik kecerdasan spasial, dapat digambarkan sebagai berikut,
"Misalnya, walau hanya dalam pikirannya, ketika melihat hamparan padang rumput dan pohon-pohon di lereng gunung-gunung, melalui imajinasinya, ia akan menggeser gunung, pohon, sungai tersebut ke tempat lain, yang menurut pikiranya lebih tepat dan indah.
Bahkan ketika melihat ketidakaturan di terminal dan pasar, walau hanya dalam pikiran, ia dapat merubahnya menjadi lebih baik.Â
Walau ia pahami bahwa dirinya dalam ruang dan waktu, namun ia (karena imajinasi spasialnya) menjadikan dirinya sebagai pusat dari segala sesuatu; bahkan pusat dari tata surya, (Opa Jappy, Kecerdasan Manusia dalam Jurnal Guru Indonesia)"
Kembali ke NF. Agaknya, tumbuh kembang NF pada suatu sikon, (i) katakanlah ruang rumah yang cukup memadai (mungkin berkecukupan), (ii) kebebasan akses dari luar (termasuk masuk-keluar anak-anak tetangga), (iii) kesepian, (iv) serta yang paling utama adalah interaksi atau hubungan antar orang-tua dan anak, hanya seperlunya atau bahkan sama sekali minim.
Mungkin saja, sikon seperti itu sudah berlangsung lama, serta semuanya berjalan otopilot. Sehingga, orang tua NF tidak mengikuti keutuhana dan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangannya.
Sehingga, apa-apa yang ia ingin bercerita (dalam kualitas hubungan antara anak dan orang tua) ke/pada mama-papa, dilakukan melalui gambar, kata-kata, serta grafis, bahkan frasa-frasa yang berisi pesan kepada orang tuanya. Degan harapan, nantinya orang-tua NF baca, kemudian terjadi cerita atau dialog dari hati-hati. Namun, itu tidak terjadi.
Hal tersebut, kemungkinan besar, menjadikan NF, dalam kesepian dan kesendirian psikologis, mengisi dirinya dengan menikmati vidio atau film dari dari berbagai aplikasi di hp; semua jenis film nonton, termasuk yang bercerita tentang sadisme, pembunuhan berencana, dan lain sebagainya.