Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

100 Hari Jokowi-Ma'ruf, Lebih Banyak Kegaduhan

9 Februari 2020   14:38 Diperbarui: 9 Februari 2020   14:35 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada lagi, 'kegaduhan' lain dari politisi. Yang satu ini, tetap ngotot agar Pemerintah harus memulangkan WN ISIState ke Indonesia; dan semakin nyinyir dengan nada fals. Akibatnya, publik semakin menjadikan dia sebagai sasaran bully. Seirama dengan dia, politisi dari Oposisi, juga membuat 'gaduh' dengan twitt sarkas plus nyinyir agar China membawa pesawat untuk membawa pulang, katenye, jutaan TKA dari Indonesia. Sebelumnya, ia pun nyinyir tentang Uighur, yang katenye, jutaan dari antara mereka mengalami penindasan, terpenjara, tidak ada kesempatan beribadah, dan tanpa pendidikan. What? Politisi yang satu ini pun mendapat sengatan bully dari publik.

Dan masih banyak lagi. Jadinya, 100 Hari durasi Pemerintah Jokkowi-Ma'ruf serta Kabinet mereka, lebih banyak diwarnai oleh kegaduhan dan 'kegaduhan' (serta hoaks). 

Tetapi, lucunya juga, beberapa kegaduhan tersebut, justru disambut dengan lucu-lucuan, tertawa, serta tawa getir. Misalnya, tentang Jakarta Kebanjiran diganti menjadi Jakarta Water Park; Monas yang mulai ditandus, Orang Jakarta sebut akan diganti atau dibangun menjadi 'New Monash Univesity' untuk kampus 212 (khan sudah ada alumninya).

Itulah kita; kita orang Indonesia, yang sering melawan sesuatu dengan cara-cara yang hanya bisa dipahami dengan tingkat kecerdasaan interaksi sosial yang tinggi. Atau, malah diam dan diam; diam bicara, diam bertindak, bahkan diam-diam sambil menyusun kekuatan untuk melakukan perlawanan dengan sengit dan keras.

So, para para politisi, berhentilah menciptakan kegaduhan dan 'kegaduhan;' sebab, kegaduhan yang tidak bermanfaat, bisa berakibat fatal.

Amin

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun