Amin jangan berpikir mudah bahwa ia akan sukses seperti Jakarta 1998. Juga, sejumlah besar pemuka agama dan tokoh informal dari berbagai daerah, secara terang benderang menolak gagasan anomali dari Amin Rais.
Pada konteks kekinian, Prabowo, Amin, Eggi, Djoko Santoso cs, harusnyan melihat bahwa sangat beda dengan PP di Filipina dan Jakarta 98. Misalnya, Jakarta 98, pergerakan mahasiswa dan rakyat ke Senayan, hampir semuanya dengan biaya atau dana sendiri. Mereka bergerak dengan tujuan yang sama.
Hal seperti Jakarta 98, tentu tidak bisa dilakukan oleh Amin dan Eggi cs; apalagi, mereka telah awali itu dengan narasi menang, curang, perang, serta sebaran hoaks dan ujaran kebencian terhadap pemerintah NKRI.
Jadi, sebetulnya PP ala Amin Rais, saya setuju dengan Inas N Zubir, bahwa gerakan tersebut adalah adu domba sesama rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, menurut saya, perlu diwaspadai serta ada upaya cegah dini.
People Fight
Kewaspadaan dan upaya cegah dini itulah, yang sementara berkembang di/pada banyak Organ Relawan dan Komunitas Masyarakat. Para ketua organ dan komunitas telah intens membahas langkah-langkah strategis, sikiranya Amin Rais berkeras melakukan kekacauan melalui PP.
Dengan demikian, People Power (akan) berhadapan dengan paduan kekuatan rakyat dengan frame People Fight. Sehingga, jika benar-benar ada, maka tidak menutup kemungkinan terjadi kerusuhan sosial, pertumpahan darah, bahkan perang saudara.
TNI dan Polri Sudah Bersikap
Lepas dari Joko Widodo sebagai Capres, ia juga masih sebagai Presiden RI yang sah; dan juga memiliki rantai komando langsung ke TNI dan Polri. Rantai komando itu telah ia fungsikan dengan tepat, baik, dan benar.
Hal tersebut terbukti pada beberapa hari yang lalu, beredar video pesan Panglima TNI dan Kapolri bahwa akan bertindak tegas terhadap mereka yang anarkis Dan membuat kekacauan di Negeri ini.
Itu juga bisa bermakna bahwa TNI dan Polri secara pasti tidak membiarkan adanya People Power atau pun People Fight, karena sama-sama berpotensi terjadinya kegaduhan publik dan kerusuhan sosial. Dampaknya? Tak perlu lagi dibahas.
##