Tentang Wisata, Wisatawan, Pariwisata
Kata pariwisata diidentikkan dengan kata "travel" diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali--kali dari satu tempat ke tempat lain; atau suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan.
Jika ditinjau dari arti kata "wisatawan" yang berasal dari kata "wisata" maka sebenarnya tidak tepat sebagai pengganti kata "tourist". Kata wisatawan (Sansekerta) dari kata "wisata" yang berarti "perjalanan" yang sama atau sama dengan kata "travel" yaitu orang melakukan perjalanan; dengan itu wisatawan sama artinya dengan "traveler"Â
Pada banyak wilayah di Bumi, Wisata, Wisatawan atau pun Pariwisata telah 'disatukan' Â menjadi suatu bentuk kegiatan yang bernilai ekonomi, karena mendorong bidang-bidang lainnya.Â
Dalam artian, jika satu orang atau kelompok melakukan perjalanan wisata atau melakukan kunjungan sebagai (seseroang atau kelompok) wisatawan maka sejumlah bidang lainnya ikut tergerak; misalnya, perbankan, transpostasi, penginapan/perhotelan, kuliner, cindera mata, ekonomi kecil, parkir, hiburan, seni (tari, musik, ukir), kebersihan dan keamanan area destinasi wisata, hingga keamanan, dan lain sebagainya. Â
Dengan demikian, Industri Pariwisata, jika dikelola dan ditata dengan baik, maka bisa menjadi penggerakan utama bidang ekonomi pada suatu wilayah, jika para pemimpin wilayah mampu menata sumber daya alam dan lingkungannya sebagai tempat atau destinasi wisata. Sehingga tidak menutup kemungkinan, wilayah atau daerah tersebut mencapai kemajuan pada banyak hal, jika dibandinkan dengan daerah lainnya.Â
Oleh sebab itu, sudah sewajarnya, Industri Pariwisata dan berbagai kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Selain itu pariwisata, semua hal yang terkait di dalamnya, juga, ini yang paling utama, terkait erat dengan kestabilan politik dan keamanan (keamanan sosial, jauh dari tindak kriminal, keamanan perjalanan, keamanan kesehatan, bebas dari rasa takut, dan lain sebagainya) suatu Negara atau pun wilayah.Â
Dengah demikian, misalnya, jika ada rasa tidak aman karena serangan terror pada wilayah yang akan dikunjungi, maka bisa dipastikan tertunda atau batalnya para wisatawan ke daerah tersebut.
Pengaruh Aksi Teroris
Tidak bisa dibantah bahwa aksi terror di Indonesia, sejak tahun 2000, menyasar sejumlah termpat ibadah dan juga daerah wisata (terutama Bali); serta yang terbaru di Depok, Surabaya, Tangerang, Sidoarjo, Surabaya, dan Pekanbaru, langsung berdampak pada tertundanya atau batalnya sejumlah besar rencana perjalanan, traveling, dan visit ke Indonesia.Â
Dan semuanya itu, mengurangi pemasukan dan pendapatan para pelaku wisata, pemerintah, serta semua bidang lain yang terkait dengan wisatawan.