Menjelang Pilpres 2019, ternyata sejumlah Parpol (dan ormas di bawahnya) telah melakukan manuver politik (termasuk pra-kampanye hitam) dalam rangka mendapat perhatian rakyat RI.Â
Setiap hari, rakyat disuguhi bukti, fakta, janji, opini, orasai, narasi, dan publikasi bahwa mereka (atau pun Parpol, Orang dan Tokoh Tertentu) yang terbaik sebagai Presiden RI. Sama halnya dengan Partai Demokrat; melalui Ketumnya Susilo Bambang Yudhoyono, Parpol tersebut publikasikan 'janji politik,' Â jika menang pada Pemilu 2019. Publikasi janji-janji Janji politik tersebut, tentu dengan harapan, para pemilih memilih Partai Demokrat, dan nantinya, Kandidat Presiden yang mereka usung atau dukung.Â
Menurut Susilo Bambang Yudhoyono, janji politik tersebut, antara lain
- Rakyat Indonesia Damai dan Rukun
- Kebebasan Rakyat
- Penegakkan Hukum
- Rakyat Semakin Sejahtera
- Perekonomian Semakin Membaik
- Kemudahan Mendapat Lapangan Kerja
- Kemiskinan Berkurang
- Mengurangi Ketimpangan
- Pertumbuhan Ekonomi Mencapai 6 %
Namun, menurut saya, detail, janji-janji tersebut di atas, sudah banyak yang tahu, karena 'hanya mengulang' janji pada periode yang lalu, ketika SBY-JK dan SBY-Budiono berkampanye sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Detailnya bisa (kita) googling, dan akan mendapatnya. Â
Sehingga, jika disimak, maka 'janji-janji Politik' dari Partai Demokrat untuk Pilpres yang akan datang, hanyalah 'copas yang diperluas dan disesuaikan dengan sikon kekinian dan estimasi akan datang.' Ini bermakna, Demokrat masih mempelajari dan mengikuti hasil kerja dan keberhasilan Jokowi-JK, sehingga dari situ, mereka hanya melakukan 'program+ nya' atau hal yang sama namun ditambah sedikit. Selain itu, bisa jadi, Demokrat akan 'membangun serta meneruskan' di atas dasar yang sudah ada (hasil Jokowi-JK).
Jadinya, model janji-janji politik Partai Demokrat, mudah terbaca. Paling tidak, Partai Demokrat, secara lihai dan cerdas sudah memulai memutar perhatian publik bahwa mereka (akan) lebih baik dari pemerintahan Jokowi-JK. Oleh sebab itu, rakyat tak ragu memilih mereka.
Nah
Tapi, nanti dulu. Bukankah Partai Demokrat, dan juga  Susilo Bambang Yudhoyono, pernah mendapat kepercayaan selama 10 tahun? Adakah keberhasilan mereka? Tentu ada. Dan keberhasilan tersebut masih membekas hingga sekarang?
Jaringan Suara Indonesia pernah melakukan survey terhadap janji-janji SBY pada waktu Kampanye Pilpres, ternyata dari sejumlah besar janji, hanya tiga yang mencapai kepuasan publik.
- Pelayanan Kesehatan dan Pengobatan Gratis, Terpenuni 65 %; Tidak Terpenuhi 28,9 %;
- Kesejahteraan Guru dan Sekolah Gratis (untuk yang tidak mampu), Tetpenuhi 62,9 %; Tidak Terpenuhi 30,1 %
- Pembangunan Infrastruktur, Terpenuhi 53,3 %; Tidak Terpenuhi 40 %
- Meningkatkan Pertahanan dan Keamanan, Terpenuhi 49,8 %
- Keetahanan Energi melalui Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, terpenuhi 47,5 %
- Pemeliharaan Lingkungan Hidup, Terpenuhi 40,7 %
- Menjaga Kelangsungan Demokrasi dan Penghormatan HAM, Terpenuhi 39,9 %.
- Peran Indonesia di dunia Internasional, Terpenuhi 37,9 %
- Meningkatkan Ketahanan Pangan, Terpenuhi 36,7 %
- Pemerataan Pembangunan di daerah, Terpenuhi 32,2 %
- Pembangunan Perumahaan Rakyat dan Rusun, Terpenuhi 25.5 %
- Reformasi Birokrasi dan Pemberantasan KKN, Terpenuhi 24,1 %
- Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, Terpenuhi 23,7 %
- Mengurangi Jumlah Penduduk Miskin, Terpenuhi 19,9 %
- Mengurangi Jumlah Pengangguran, Terpenuhi 17,4 %
Jelas. Dari 15 janji politik, hanya tiga yang mencapai kepuasan publik; selebihnya di bawah standar. Bahkan, ada sejumlah hal penting pada bidang yang berhubungan langsung dengan rakyat secara esensi serta mendasar, justru tidak tidak tercapai; bahkan pencapaiannya jauh di bawah 50 % tingkat kepuasan publik. Padahal selama 10 tahun Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono yang berperan dalam tata kelola semua bidang yang berhubungan dengan Bangsa dan Negara Indonesia.
Lalu, kini, Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono mau mengulang era lebih dari 10 tahun lalu; dan mereka datang dengan sejumlah janji-janji.  Tentu, rakyat belum lupa serta melupakan keberhasilan serta  ketidakberhasilan Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono, mereka pasti ingat.Â