Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanggapan Terhadap Prof. Dr. Amien Rais

1 Oktober 2017   23:23 Diperbarui: 20 Maret 2018   07:17 2788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
No Hoax | Sumber JakartaNews.Co

Bogor--Aksi massa G29S 2017, berdasar pantauan saya, 'Miskin Tokoh Oposisi dan Politik.' Cuma Eyang Amien Rais yang berorasi; ia menyampaikan orasi dari atas mobil yang sudah terparkir di pinggir jalan Gatot Subroto. Usai orasi, sekitar pukul 16.00 WIB Amien Rais meninggalkan lokasi aksi

Seperti biasanya, orasi Amin Rais berisi pesan diskriminasi dan ujar kebencian terhadap Pemerintah dan Presiden Jokowi. Dua hari terakhir, sejak 29 September 2017, sepertinya tak ada semacam tanggapan terhadap orasi rasis dan fitnahnya Amin Rais. Padahal, menurut saya, Amin Rais, seharusnya perlu dihentikan; perlu memberi tanggapan padanya. Tanggapan yang keras agar ia bisa ingat umur dan berhenti sebarkan ujar kebencian terhadap Presiden Joko Widodo.

Wahai Profesor Doktor Amien Rais, ini tanggapan terhadap orasimu pada aksi G29S 2017

1. Amin Rais menyatakan bahwa ada ancaman PKI; jadi masyarakat bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk mencegah kebangkitan komunis dan PKI.

Setuju. Tapi, bukankah pada puluhan tahun lalu, sesuai laporan Sejarah,  elemen-elemen masyarakat sudah dilibatkan pada pembasmian PKI? Lalu, siapa yang Amin Rais maksudkan? Pada sikon kekinian, tentu yang Amin maksudkan bukan peristiwa dalam sejarah. Jadi, sebetulnya, yang Amin Rasis maksudkan adalah 'masyarakat yang ada di sekitarnya' saat itu. Ya, mereka yang datang dari berbagai ormas radikal dan intoleran; mereka inilah pahlawan kesiangan, yang dengan nyaring berteriak hancurkan (hantu) PKI.

2. Amin Rais menuding bahwa pemerintah beri angin untuk PKI. Andaikata dulu PKI menang mungkin Islam tidak akan ada. Saya lihat pemerintah memberikan angin kuat untuk PKI bangkit lagi.

Ini tudingan paling terbodoh dan memuakan, bahkan seperti kata-kata orang yang berpendidikan. Timbul tanya, adakah gejala-gejala dan tanda-tanda yang terlihat sebagai 'Pemerintah memberikan angin kuat untuk PKI bangkit lagi?' Sebagai seorang Guru Besar Politik, seharunya Amin Rais memberikan data dan bukti yang valid dan terukur; jadi bukan sekedar orasi tanpa fakta.

3. Amin Rais menuding, menuduh, dan mengfitnah Jokowi dengan isu diskriminasi. Lihat kata-kata Amin Rais ini, "Pak Jokowi panjenengan supaya adil. Umat islam janganlah didiskriminasi. Islam sedikit aja kesalahan ditangkap berminggu-minggu. Umat Islam juga jangan terus dikhianati. Ketika ada umat non-Islam yang salah dilindungi, tetapi saat umat Islam melakukan kesalahan langsung ditangkap dan ditahan, pemerintah jangan seperti itu."

Tudingan di atas, juga masuk kategori memuakan, terbodoh, dungu; plus tak bermartabat serta sangat rasis dan diskriminatif. Bayangkan saja, seorang Profesor, mengeluarkan pendapat yang model seperti di atas; itu hanya bisa terjadi, jika 'sentimen sara' mengusai hidup dan kehidupannya.

Timbul tanya, "Siapa dan berapa banyak yang aparat keamanan tangkap karena ia Muslim; dan siapa dan berapa banyak yang aparat keamanan lepaskan karena mereka bukan Muslim?" Amin Rais harus memberi data dan bukti; jika tidak, maka ia telah melakukan kebohongan dan pembohongan publik.

4. Amin Rais menyebut Presiden sebagai Lurah, "Jokowi, Anda 'Lurah Indonesia' berbuat baiklah kepada rakyatnya. PKI jangan dikasih angin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun