Oleh sebab itu, mari, kita lupakan(lah) teks-teks marah, dan gunakan ayat-ayat cinta di/dalam KS untuk membangun damai, kedamaian serta hubungan yang sejahtera dengan segala ciptaan; karena salah cara agar bahagia adalah,. " .... berbahagialah mereka yang membawa damai, ... "
Berdasar hal-hal di atas; mari kita pahami bersama bahwa, rakyat DKI tidak sementara memilih seseorang untuk menjadi Kepala atau Komendan Barisan umat beragam; barisan panjang dan besara untuk berjalan ke Surga atau pun Neraka. Jika itu yang terjadi, maka silahkanlah mendukung serta menolak sesuai dengan dukungan teks-teks Kitab Suci.
Perlu perhatian bersama adalah, yang terjadi di DKI Jakarta adalah sekedar memilih Gubernur dan Wakil Gubernur; mereka bukan pemipin atau kepala serta utama dalam/pada waktu ibadah; mereka bukan bakalan menjadi utama dai/dalam agama; mereka hanyalah umat biasa yang kebetulan (akan) menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur.
Tolak, menolak, menerima, mengusung para Kandidat secara politik/tis, cukuplah; dan tak usah  menurunkan kesucian teks-teks Kitab Suci dengan hal-hal yang tak perlu.Â
Â
Â
OPA JAPPY | FOTO KOMPAS COM
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H