Nazar merupakan janji yang ditujukan kepada diri sendiri, hendak (dengan tekad serta niat yang kuat dan penuh kesadaran, (akan) berbuat sesuatu jika maksud tercapai; berbernazar adalah berjanji (bahkan bersumpah dengan penuh kesadaran tinggi) akan berbuat sesuatu jika maksud tercapai; mengucapkan nazar; mempunyai janji yang disertai tekad kuat untuk menggenanpinya. Dengan demikian, jika seseorang bernazar, maka ia dengan sadar atau tidak, berupaya dengan sekuat tenaga, bahkan dengan bantuan orang lain, jika apa yang dinazarkan itu tergenapi, maka haru dilaksanakan. Nazar ataupun bernazar, bukan saja milik dan dilakukan oleh orang-orang bersahaja, sederhana, namun juga mereka ada di srata atas; nazar ataupun bernazar, dengan bahasa yang berbeda, bisa dilakukan oleh semua orang dari segala lapisan sosial dan latar belakang, serta berbagai situasi serta kondisi, termasuk kegiatan atau ada hubungannya dengan politik. Agaknya, nazar dan bernazar dalam hubungannya dengan (pilihan) sikon politiknya tersebut itulah, yang menjadi bahan diskusi menarik di media sosial. Bayangkan saja, hanya karena menolak Jokowi atau tidak mau ia menjadi Presiden RI, maka mereka bernzar; dan nazar itu tidak main-main, dan cukup ekstrim. Ok lah, mereka, punya hak dan kebebabasan, yang bernazar; tak ada orang boleh melarangnya. Oleh sebab itu, mereka yang bernazar, maka harusnya menepatinya; karena nazar tersebut adalah janji kepada dirinya sendiri, didengar-diketahui orang banyak, dan Sang Maha Tinggi dan Maha Tahu. Kini, Jokowi-JK telah memenangkan hasil Pemilihan Presiden; dan jika tak ada kejadian yang sangat ekstrim, misalnya kematian, maka tinggal sesaat laigi, mereka akan dilantik menjadi Presiden serta Wakil Presiden RI. Lalu, siapa kah yang akan membayar Nazarnya, karena telah bernazar!? Menurut catatan saya, maka inilah orang-orang hebat yang harus membayar nazar mereka; merek antara lain. Prof Dr. H. Amin Rais, sahabat kita yang satu ini, diriku sudah tak pernah berjumpa dengannya sejak dinginnya kepanasan gejolak reformasi, ia harus jalan kaki Jakarta-Jogja. Entah dari mana memulai dan finisnya, yang penting terlaksana. Ahmad Dhani, ini juga orang hebad di/dlam komunitasnya; musisi yang satu ini harus rela dan berani memotong Si Itu-nya. Putri Rhoma Irama, lupa, entah siapa namanya, akan pindah ke negara Antah Berantah. Selain mereka ada juga seperti ini di bawah ini, lihat image. Ini merupakan nazar - bernazar dalam keadaan sehat atau sementara mengalami gangguan kejiwaan. Bayangkan saja, demi penolakan terhadap Jokowi-JK, maka - rela diperkosa ramai-ramai - bugil keliling Jakarta - bunuh diri massal - gantung diri [caption id="" align="aligncenter" width="479" caption="Koleksi opajappy.com"][/caption] Nah, kira-kira mereka mau laksanakan atau tidak!?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!