Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sepasang Betis Perempuan Muda Menghebohkan Warga Kabul, Afghanistan

14 Desember 2014   19:50 Diperbarui: 21 Mei 2021   08:36 6733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi ingat, artikel di Kompas.com pada awal tahun yang lalu. Saya sengaja COPAS sebagai SUPLEMEN.

Opa Jappy - dari Puncak Jawa Barat

BBCtrending: Who is Kabul's bare-legged woman?
BBCtrending: Who is Kabul's bare-legged woman?

SUPLEMEN


Ketika Perempuan Pernah Hidup Bebas di Afganistan

BBC
BBC
Perempuan di Afganistan ditindas secara brutal pada rezim Taliban tahun 1996-2001 tetapi serangkaian foto-foto lama menunjukkan bagaimana perempuan di sana dulu pernah hidup bebas. Taliban dikecam di seluruh dunia karena perlakukan mereka terhadap perempuan. 

Berdasarkan peraturan mereka, perempuan dilarang untuk disekolahkan, bisa dipukuli secara terbuka jika menunjukkan ketidaktaatan dan dipaksa untuk memakai burqa, pakaian yang menutupi seluruh tubuh, kecuali mata.

Namun, Mohammad Humayon Qayoumi, yang lahir di Kabul, Afganistan, dan kemudian menjadi profesor teknik di San Jose State University, menulis sebuah buku esai foto berjudul Once Upon A Time in Afghanistan yang mendokumentasikan bagaimana kehidupan perempuan sebelum era Taliban.   

Foto-fotonya dari tahun 1950-an, 60-an dan 70-an menunjukkan bagaimana mereka dulu diberikan pendidikan tingkat universitas, pergi ke toko musik dengan mengenakan rok pendek dan mempelajari sains.

Bahkan sebuah laporan Departemen Luar Negeri dari Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Tenaga Kerja yang berasal dari tahun 2001 menjelaskan tentang kaum perempuan mendapatkan hak bersuara pada tahun 1920-an, diberikan kesetaraan dalam konstitusi Afganistan pada tahun 1960-an dan pada awal 1990-an sebanyak 70 persen guru sekolah dan 50 persen pekerja pemerintah adalah perempuan. Di Kabul, bahkan 40 persen dokter adalah perempuan.

Qayoumi mengatakan, "Mengingat masa lalu Afganistan yang penuh harapan hanya membuat penderitaan yang sekarang tampak lebih tragis. Tetapi penting untuk mengetahui bahwa kekacauan, terorisme, dan kekerasan terhadap sekolah-sekolah yang mendidik anak-anak perempuan bukan tidak bisa dihindari. 

Saya ingin menunjukkan kepada kaum pemuda Afganistan dewasa ini bagaimana orang tua dan kakek-nenek mereka dulu hidup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun