Mohon tunggu...
Opa Chiyo
Opa Chiyo Mohon Tunggu... Profesional -

Hobi menulis, dengan menulis walau jauh terdampar di negara lain tapi masih tetap bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Diusahakan agar posting bisa bermanfaat untuk orang lain yang membacanya. Dan juga yang sangat penting dengan menulis bisa merangsang otak untuk tetap aktif sehingga short term memory tetap bekerja dengan baik yang akhirnya penyakit PIKUN bisa terhindari. Dan sekarang sudah kembali lagi ke Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kurang Cerdas kalau Subsidi BBM (Konsumtif) Dialihkan ke Infrastruktur (Produktif)

30 Agustus 2014   22:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kurang Cerdas Kalau Subsidi BBM (Konsumtif) Dialihkan ke Infrastruktur (Produktif)

Oleh:  Opa Chiyo TKI di Manca Negara

Dizaman ORBA pernah dialihkan dana REBOISASI ke PT. DI atau Nurtanio kalau tak salah jumlah 10 M untuk pengembangan N250. Itu adalah langkah yang kurang cerdas, tapi zaman ORBA siapa yang bisa buka mulut malamnya tentu sudah misterius, sehingga pada saat itu dikenal dengan pemeo orang Indonesia hanya bisa buka mulut di Dentist.

Tapi zamanya sekarang sudah berubah, sejak zaman reformasi dan alm. GusDur membubarkan Menteri Banyak Cakap yang terkenal dengan anekdot Hari hari Omong Kosong dan sesuai petunjuk bapak Presiden maka Indonesia sudah jauh berubah, apalagi sekarang dengan telah terpilih Jokowi-JK yang tidak punya track record yang melanggar HAM dimasa lalu, maka transparansi semua alur komunikasi yang menghalangi untuk Rakyat Indonesia agar bisa kedepan akan hiodup lebih baik adalah menjadi PRIORITAS UTAMA.

Memang diakui NKRI sudah 69 Tahun Merdeka, tapi yang baru merdeka adalah mereka mereka yang ada embel embel-nya dengan KORUPTOR, tapi rakyat kecil masih terjajah oleh bangsa sendiri, dan sekarang ada sedikit secercah harapan dengan terpilihnya JOKOWI – JK diharapkan TIKUS TIKUS peliharaan MAFIA yang masih menjajah bangsa sendiri bisa dibasi habis dengan menggunakan racun tikus yang jitu yaitu:

1.Semua peraturan harus berpihak pada rakyat

2.Keterbukaan harus terjadi disemua lini yang rawan KORUPSI

Kembali ke judul:

Kurang Cerdas Kalau Subsidi BBM (Konsumtif) Dialihkan ke Infrastruktur (Produktif)

Kalau subsidi mau dialihkan, maka bukan ke Infrastruktur tapi juga ke konsumtif antara lain:

1.Transportasi yaitu KA dan TransJ yang sejenisnya

2.Pupuk harganya diturunkan

3.Pendidikan

4.Kesehatan

5.PLN untuk rakyat kecil

KA dibuat semurah mungkin sehingga rakyat kecil bisa menikmati transport murah, sudah MERDEKA 69 tahun hanya para KORUPTOR yang bisa hidup mewah dengan 7 keturunan dengan anak cucunya.

TransJ (atau sejenisnya) ini kalau bisa bisa terhubung ke Mall-Mall, contohnya di Kelapa Gading, seandainya TransJ bisa ada masuk ke MKG (Mall Kelapa Gading) maka jika semua naik TransJ, maka bisa dan mungkin terjadi yaitu:

1.Banyak yang beralih naik TransJ

2.Kemacetan berkurang

3.BBM yang digunakan akan turun

4.Polusi berkurang

5.Orang sakit paru paru berkurang

6.Biaya BPJS juga berkurang

7.Kalau perlu tiket TransJ diturunkan hanya 250rb jauh dekat (ini bisa karena subsidi BBM dialihkan kemari)

8.Multiplier effect sungguh luar biasa

Juga yang lain lain Pupuk, Pendidikan, Kesehatan dan Listrik, tentu akan panjang sekali kalau ditulis, MARILAH STOP AKTIVITAS PARA KORUPTOR dan duitnya kita berikan kepada RAKYAT, Survey membuktikan bahwa JIWA KORUPTOR ADALAH PENAKUT, sewaktu berjuang mereka sembunyi didapur umum, begitu MERDEKA merekalah yang menggerogoti KEKAYAAN RAKYAT INDONESIA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun