2 Teori Sederhana Penyebab Banjir
Oleh: Opa Chiyo TKI di Manca Negara
1.Raja Hutan Meraup Untung, Tapi Rakyat Yang Buntung
2.Pengembang Menggapai Laba, Rakyat Kota Kebanjiran Semua
1.Raja Hutan Meraup Untung, Tapi Rakyat Yang Buntung
Kisah ini telah dimulai semasa ORBA, dimana hutan dibabat habis. Pada saat itu kalau ORANG HUTAN (Maksudnya jajaran kementrian) lagi rapat dinas di Jakarta, sungguh mewah sekali, itu adalah semua hasil dari membabat UANG KORUPSI HUTAN, segala macam uang SUAP MENYUAP dan GRATIFIKASI terjadi pada kementrian Raja Hutan Ini.
Jika HUTAN MASIH ADA, maka ketika hujan lebat turun di GUNUNG, air hujan secara merayap turun dari daun daun pohon dan itu terjadi dalam waktu yang lama. Setelah air hujan dari daun pohon turun dan sampai ke tanah, air hujan tadi akan mengalir dengan sangat lambat sekali karena tertahan oleh akar-akar dan batang pohon tadi. Sehingga pada HUTAN yang masih terjaga, sewaktu hujan turun air tadi merangkak pelan pelan secara GRAVITASI akan mencari tempat yang rendah dan membutuh waktu yang lama. Sebelum air sampai kebawah sebagian air sudah terserap kedalam TANAH. Maka pada HUTAN yang masih terjaga pohonya akan merupakan WATER TANKER yang super besar didalam badan gunung tadi dan BAJIR tidak akan pernah terjadi karena airnya masuk kedalam tanah sebelum sampai kebawah.
Tapi apa yang terjadi jika HUTAN di GUNUNG sudah GUNDUL, begitu terjadi HUJAN LEBAT, Air tadi akan meluncur kebawah dengan AKSELERASI yang makin lama makin KENCANG dan melanda dan meluluh lantakan apa saja yang menghadangnya. Itulah yang terjadi ketika BANJIR melanda Aceh di Kuala Simpang dan juga akibat BOGOR tidak ada lagi hutanya. Raja Hutan yang meraup untung, rakyat kecil menerima buntungnya. Marilah kita kembali menanam pohon pohon di Gunung, kalau tidak air akan meluncur kebawah seperti Kereta Api Cepat Shinkasen Jepang. Kapan kita mau sadar untuk menanam kembali Hutan di Bogor dan Gunung Gunung lainya di NKRI.
2.Pengembang Menggapai Laba, Rakyat Kota Kebanjiran Semua
Ada banyak rawa-rawa yang sudah dibeli PENGEMBANG dan kalau sebelumnya rawa-rawa tersebut sebagai resapan air, tapi begitu rawa-rawa tersebut ditutup dan dibangun BANGUNAN yang dijual mahal oleh pengembang, pada saat itu dimulailah penderitaan rakyat kota. Begitu hujan lebat, air macam roket dialirkan keluar dan yang jadi kenak DAMPAKnya adalah rakyat kecil. Ini pengembang dan KOURPTOR yang berikan IZIN tapi yang kena DAMPAKnya adalah rakyat kecil. Suatu hari saya lihat rakyat yang terkena banjir mereka mendatangi kantor PENGEMBANG yang telah menutup rawa-rawa tersebut dan membagi BAJIR kerakyat sekitarnya. Tidak etis dituliskan disini dimana daerah tersebut. Orang jakarta bisa saja melihat mana-mana RAWA-RAWA yang sudah dihilangkan oleh pengembang karena diberikan IZIN oleh PENGUASA yang KORUP minta RAWA RAWA tadi dikembalikan lagi FUNGSINYA. Kalau itu bisa dilakukan Insya Allah Jakarta bisa terhindar dari BANJIR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H