Kisah Satu Miliar di Kampus Hijau
Seorang eksekutif tua renta pengusaha properti yang terkenal pelit dan terlalu banyak perhitungan, sedang membenahi Kampus Hijau yang diincarnya. Suatu sore, ketika baru selesai minum obat di samping ruang rektor, pengusaha tua itu menerima telepon dari istrinya.
Pengusaha tua: “Ada apa sih Mi kok nelepon pada jam kantor? Kan papi udah bilang, jangan ganggu papi saat jam kerja. Karena Papi berkejaran dengan waktu. Di Kampus Hijau, waktu adalah uang. Time is money, Mi...., mumpung orangtua mahasiswa sedang dukung Papi...”
Istri: “Tapi di rumah ada masalah yang sangat darurat Pi..”
Pengusaha tua: “Darurat apa? Bagi papi tak ada yang lebih darurat daripada soal duit. Papi lagi coba cari jalan mendapatkan kembali uang Rp 1 miliar yang terpaksa kita sumbangkan ke kampus gara-gara diledekin sama salah satu dosen.”
Istri: “Ini juga soal uang Pi.. si Dedek, cucu yang dititipin sama kita, barusan nelan duit!!”
Pengusaha tua (dengan nada panik dan ta ngan tremor): “Apa?! Emang berapa banyak uang yang ketelan Dedek?”
Istri: “Satu buah uang logam seribuan rupiah, Pi..”
Pengusaha tua: “Untunglah kalo cuman serebu yang ketelan.. Kirain similar, bisa ilang se miliar lagi deh. Udah yang semiliar kecemplung di Kampus Hijau dan susah balik.”
Istri: “Glodak!! Tut.. tut.. tut.. tut.. tut.. tuuuut.. ”
Pengusaha dan Motivator