Seorang pengusaha tua dari Kampus Hijau sedang melalukan test wawancara terhadap seorang calon karyawan.
Pengusaha tua: “Apa latar belakang pendidikan Anda?”
Calon karyawan: “Sejak TK, SD, SMP, SMA sampai lulus sarjana S2 saya selalu ranking 1 dan jadi juara kelas. S3 saya di California dan saya juara se minar sepakbola di sana!”
Pengusaha tua: “Keahlian apa yang Anda miliki?”
Calon karyawan: “Saya paling ahli mengetik, membuat laporan rugi laba, analisis data dan soal pemrograman komputer. Saya ahli dalam decision dan action. Saya juga ahli voluntir dan jago mlintir. Selain itu, saya jago kasih motivasi. Bapak tak perlu khawatir.. dalam segala hal saya selalu nomor 1. Bapak boleh coba kerjaan saya secara gratis selama beberapa bulan. Kalau sudah berhasil, saya minta dibayar Rp 200 juta per bulan!”
Pengusaha tua: “Apa posisi Anda di perusahaan sebelumnya?”
Calon karyawan: “Mulanya saya hanyalah konsultan motivasi biasa. Tapi karena saya selalu jadi yang nomor 1 di antara konsultan lainnya, hanya dalam waktu kurang dari setahun, saya dan teman-teman dihentikan kontraknya.”
Pengusaha tua: “Seandainya diterima kerja di sini, apa yang bisa Anda lakukan untuk Kampus Hijau?”
Calon karyawan: “Saya akan membawa Kampus Hijau jadi nomor 1 di antara kampus-kampus lain. Saya akan gertak supaya Rektor jadi mengkeret. Saya juga akan kasih otivasi kepada para dosen Kampus Hijau supaya yang pernah membelot bisa jadi calon Wakil Rektor. Pokoknya, saya buktikan bahwa saya motivator dengan gaya seminar sepakbola.”
Pengusaha tua: “Begini Bung.. Jujur saya terkesan dengan kata-kata Anda. Saya memang perlu mitra buat menggusur Rektor. Tapi maaf, saya tak bisa menerima Anda bekerja di Kampus Hijau.”
Calon karyawan: “Lho.. kenapa Pak?”