Sidoarjo - Generasi millenial identik dengan generasi Y yang lahir antara 1990-2000. Kita sebagai millenial akan selalu membutuhkan tantangan baru dan akan selalu meng-explore pengalaman baru. Di era digital sekarang kita pasti dituntut kreatif dengan ide-ide, kita harus memperbanyak referensi agar sebagai millenial tidak kudet (kurang update).
"Bicara millenial, bicara tentang teknologi. Kenapa? Karena orang yang akan selalu open minded terhadap teknologi berasal dari kita "Si Millenial" ini. Kita lahir di era teknologi sedang berkembang mulai dari gawai yang masih jadul (jaman dulu) hingga sekarang yang kita sebut dengan smartphone," ujar Emy Siska Setyawati, Professional IT Analyst and Developer, saat menjadi pemateri dalam Seminar Madig (Majalah Digital) Vol.3 2019 pada Sabtu (13/04) di Aula Siti Khadijah Lt.4 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Kampus 3 Pilang.
Kita sebagai "Si Millenial" ini juga punya media untuk menyuarakan pendapat kita agar lebih dilihat dan didengar oleh semua masyarakat, tak hanya di Indonesia saja bahkan sampai ke luar negeri, yaitu Digital magazine dan Print Magazine, sebenarnya kedua media ini hampir sama, hanya medianya saja yang berbeda. Jika Print Magazine ini berupa media cetak seperti koran, majalah, dan buku. Maka Digital Magazine ini medianya hanya satu yaitu Digital yang keunggulannya banyak yaitu fleksibel, lebih menarik, tidak terbatas, dan terdapat link atau video. Di masa depan Digital Magazine ataupun Print Magazine pasti akan lebih berkembang seiring berkembangnya zaman.
Millenials worker, sebagai millenial kita punya banyak peluang karena kita adalah generasi kreatif dan yang mendominasi media sosial sekarang ini adalah kita "Si Millenial". Yang mengetahui karakteristik dan kebiasaan millenial ini ya kita sendiri, kita bisa manfaatkan media sosial dan teknologi tersebut sebagai sebuah pekerjaan. Contohnya seperti content creator dan content writer.
Kamu atau kita "Si Millenial" boleh bersuara sesuka hati , tapi harus tetap bijak dalam menggunakan media sosial dan memilah pesan maupun berita yang ada, karena belum tentu semua pesan atau berita yang di terima adalah benar adanya, bisa jadi itu hanya hoax (berita bohong) saja demi mencari viewers, like atau subscribe semata, agar sebuah content tersebut dilihat oleh banyak orang dan menjadi viral, padahal pesan atau berita tersebut tidak benar adanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI