Mohon tunggu...
Ony Setiawan
Ony Setiawan Mohon Tunggu... Buruh - manusia biasa yang belajar menterjemahkan rasa menjadi huruf ber spasi

Corporate communication Officer "Bekerja keras lah tetapi harus selalu merasa cukup."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kembalilah Berseri, Sobat

24 September 2019   21:05 Diperbarui: 25 September 2019   05:29 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tahu hidup menampar begitu keras belakangan ini. Air matamu tumpah begitu sering. Semangatmu terbang jauh. Senyum pun sepertinya terpaksa hadir di wajahmu. 

Aku melihat semua itu dalam pahit dan getir yanng sama. Tak mampu kuberikan kau bahagia yang kupunya. Bahagiamu tertutup kabut. Padatnya hidup memenuhi segala inderamu. Membuat matahari di kepalamu tertutup redup kehilangan cahayanya.

Aku pernah melihatmu lebih jatuh dari ini. Mampu kau singkirkan semua rintangan. Kusaksikan juga dulu kau menghabisi cobaan yang menjelma mimpi buruk.

Kusaksikan dengan gagah perkasa kau pecundangi hidup, kau raih kembali bahagiamu yang tercuri. Kau rebut kembali kastil tempat kau beristirahat dengan bahagia. Tak mau kemana-mana.

Tapi akhir-akhir ini kulihat kau berhenti berjuang. Tekadmu yang serupa pedang kau simpan di gudang belakang. Tak ada nyalang kobar semangat yang dulu hadir. Kau dilemahkan rasa menyerah. Membuatku gerah. Membuat dunia serasa lautan luas nan asin penuh dosa-dosa.

Aku tahu kau bisa melewati semua ini dengan penuh gairah. Semuanya butuh waktu. Seperti yang selalu kubilang, segala masalah datang sepaket dengan solusinya.

Cuma waktu yang tahu kapan solusi datang. Cuma kau yang tahu kapan sabar menjadi pegangan dan kapan berjuang harus disegerakan.

Doaku padamu mengalir seperti sungai yang menyapa batu-batu besar. Tak pernah berhenti. Tak mau berhenti. Bersedihlah jika itu membuatmu lebih baik. Semua manusia harus bersedih agar bisa merayakan kebahagiaan dengan tawa yang hakiki.

Jika sedihmu usai, jangan lupa bangkit dan berjuang. Jangan lagi simpan luka di bawah bantal dan membuat tidurmu tak nyenyak. Buang mereka ke laut. Terapung bersama buih-buih dan dininabobokkan gelombang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun