Limbah kelapa sawit menjadi salah satu permasalahan yang patut diperhatikan. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lahan kelapa sawit terluas di dunia. Luas lahan kelapa sawit yang dikelola oleh negara, swasta, maupun petani sawit kurang lebih seluas 16, 38 juta hektare. Dengan lahan seluas itu, bukan hanya produk utama yang seharusnya menjadi perhatian saja, namun juga limbah sisa hasil produksi yang dinilai merugikan lingkungan.
Mengapa demikian?
Artikel ini akan menjelaskan mengenai macam jenis limbah kelapa sawit dan contoh pemanfaataannya. Baca artikel berikut untuk informasi selengkapnya!
Macam Jenis Limbah dan Contoh Pemanfaatannya
Limbah kelapa sawit dibagi menjadi tiga bagian, berikut penjelasannya.
1. Limbah Padat
Limbah padat ini dihasilkan dari TBS (Tandan Buah Segar). Sisanya bahkan sampai pada persentase 35-40%. Contoh dari limbah padat ini adalah cangkang buah, janjangan kosong, atau sisa-sisa serabut.
Contoh pemnfaatan dari limbah padat dapat terlihat dari pengelolaan cangkang. Cangkang buah dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar padat pada ketel (boiler).
2. Limbah Cair
Limbah cair ini dihasilkan dari sisa-sisa pembuatan minyak kelapa sawit. Sisa limbah cair ini disebut dengan istilah Palm Oil Mills Effluent (POEM). Limbah cair ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan biogas menggunakan teknik penangkapan metana atau penghasil energi listrik.
3. Limbah Gas
Limbah gas ini dihasilkan dari pabrik kelapa sawit yang dilepaskan pada saat proses produksi, Limbah gas ini biasanya dikeluarkan dari cerobong asap yang langsung keluar menuju alam bebas. Padahal, jika dikelola lebih lanjut, limbah gas dapat menghasilkan biogas untuk sumber energi alternatif.
Setelah mengetahui berbagai jenis limbah, ada beberapa jenis limbah dari kelapa sawit yang mampu dikelola ulang untuk menjadi sebuah pupuk, contohnya adalah Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). TKKS tersebut didiamkan di tempat terbuka selama kurang lebih 2 minggu, lalu cacah sampai halus dan campurkan dengan pupuk kandang. Campurkan TKKS tersebut dengan limbah kelapa sawit lain dilanjutkan dengan membolak-balikkan TKKS yang telah dicacah tersebutdan tumpuk setinggi 75 cm. Setelah itu ditutup menggunakan terpal atau penutup lain yang dapat melindungi TKKS dari air secara keseluruhan. Setiap dua minggu sekali, balik pupuk untuk menurunkan suhu. Setelah 3 bulan, maka pupuk TKKS akan berubah menjadi warna cokelat dan mudah untuk dihancurkan. Jika pupuk sudah menunjukkan hal tersebut, maka pupuk sudah dapat digunakan pada lahan.
Â
