Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sholat Jumat Terakhir di Penghujung Tahun 2012

28 Desember 2012   07:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:54 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13566793682111962578

[caption id="attachment_231925" align="aligncenter" width="384" caption="Salah Satu Karunia Karya Sang Pencipta "][/caption] Salju yang turun sejak hari Kamis malam tanggal 27 Desember 2012 membuat kota Daejeon berselimut salju pada pagi harinya. Suhu udara musim dingin -5 derajat begitu menusuk tulang begitu saya keluar dari apartemen untuk pergi ke kantor pada hari Jumat 28 Desember 2012. Hari ini adalah hari terakhir saya masuk kantor pada tahun 2012. Suasana hangat begitu dapat saya rasakan dengan hadirnya beberapa kolega saya yang sudah datang di kantor pada hari ini. Sebuah kartu ucapan tahun baru ada di depan komputer. Kartu tersebut dikirim oleh Bapak John A. Prasetio, Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea Selatan. Betapa senangnya mendapat kartu ucapan dari orang nomor satu dari Indonesia di Republik Korea.

Sesudah itu saya menyalakan komputer dan membaca e-mail kantor. Setiap hari saya menerima kira-kira 50 email yang berhubungan dengan pekerjaan. Hampir semua email berkaitan dengan  Tahun Baru 2013 kali ini. Bekerja dengan sekolah dan universitas partner di delapan negara ASEAN dan AFRICA dengan perbedaan waktu membuat saya kadang-kadang bekerja dua puluh empat jam sehari. Namun demikian, dengan adanya teknologi informasi pekerjaan menjadi mudah dan efisien. Sesudah itu saya mengecek e-mail pribadi untuk melihat jadwal sholat Jumat yang menjadi sholat Jumat terakhir di penghujung tahun 2012. Saya sangat bersyukur karena tempat bekerja saya memberikan kebebasan kepada saya untuk menjalankan ibadah sholat Jumat selama saya bekerja.

Kemudian saya harus menghadiri rapat dengan tim saya mengenai kesempatan beasiswa pertukaran pelajar dari pemerintah Korea Selatan yang akan diberikan kepada universitas dan sekolah partner kami di seluruh dunia. Sambil menikmati secangkir teh panas dari Indonesia, saya menyimak dengan jelas penjelasan kolega saya mengenai program ini. Hampir setiap tahun pemerintah Korea memberikan beasiswa kepada mahasiswa dari seluruh dunia untuk belajar di Korea Selatan. Kebetulan kampus tempat saya bekerja SolBridge International School of Business, Universitas Woosong menjadi salah satu universitas yang dapat menerima para scholar ini.

Salju masih turun dengan lebat ketika jam menunjukkan pukul 12:00 siang. Ada rasa malas  pergi ke Musholla An-Noor, yang berlokasi kurang lebih sekitar 15 menit naik taksi dari kantor saya untuk menjalankan sholat Jumat. Musholla An-Noor sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup saya di Korea. Musholla ini menjadi tempat perjuangan bagi saya dan rekan-rekan muslim khususnya dari Indonesia untuk dapat terus menjalankan ibadah di negeri gingseng ini. Selintas saya teringat ketika pada tahun 2002, saya bekerja di PT Freeport Mc Morant, Papua. Di sana saya merasa dekat sekali dengan sang ilahi. Hal ini karena jauh dari keluarga dan tidak banyak kegiatan yang saya dapat lakukan selain bekerja dan berdoa.

Akhirnya saya pergi juga ke luar untuk mencari taksi ke musholla. Di tengah hujan salju, begitu sulit mencari taksi jalan satu-satunya saya harus naik bus. Tanpa melihat nomor bus saya langsung naik bus yang berhenti di pemberhentian bus kampus. Saya baru sadar bahwa bus yang saya tumpangi salah. Betapa tidak beruntungnya saya di tengah situasi seperti ini. Akhirnya saya keluar dari bus dan berjalan kaki sekitar satu kilo meter ke musholla. Dalam perjalanan ini saya melalui stasiun kereta api Daejeon. Kesibukan sangat jelas terlihat di sana. Antrian tiket mengular dan banyak orang membawa kopor untuk pergi ke luar kota. Hari Jumat ini juga awal akhir minggu yang panjang di Korea.

Sesudah berjalan kurang lebih 20 menit sampailah saya ke pusat kota Daejeon, lokasi musholla An-Noor. Sebelum ke musholla saya sempatkan untuk makan Topokki, Odeng, dan juga Kimari (makanan tradisional Korea) di warung langganan saya. Penjual warung yang sudah saya kenal langsung menyiapkan makanan. Warung yang biasanya ramai begitu sepi. Mungkin karena hujan salju sejak tadi pagi membuat orang malas ke luar rumah. Di Korea untuk mencari makanan halal memang tidak mudah. Namun demikian banyak sekali makanan Korea yang terbuat dari ikan dan sayur-sayuran. Jadi sebenarnya tidak ada kesulitan bagi orang muslim untuk tinggal di Korea Selatan.

Musholla An-Noor masih terlihat sepi ketika saya sampai di sana. Hanya ada Imam Jumat yang sudah datang. Sesudah itu satu orang Indonesia datang dan mengumandangkan Adzan. Alunan suara Azdan yang bergema di ruangan berukuran 30 meter ini membuat tubuh saya gemetar. Gemetar bukan karena kedinginan tetapi bahagia karena masih bersyukur diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah sholat Jumat pada hari ini. Akhirnya sholat Jumat di mulai dengan 2 orang jamaah. Sesudah kotbah berjalan selama 10 menit beberapa jamaah lain dari Indonesia, Pakistan dan Uzbekistan mulai datang. Total semua ada delapan orang. Dalam pesan kotbahnya, Imam menyarankan kita semua untuk terus berusaha menjalankan perintah-NYA dimanapun kita berada.

Sesudah selesai sholat, saya sempatkan pergi ke ruangan lain di musholla tersebut yang menjadi ruangan bersama orang Indonesia. Hidangan sup panas dan peyek sudah disiapkan oleh ibu-ibu Indonesia yang menikah dengan orang Korea. Setiap hari Jumat mereka khusus datang ke tempat ini dan memasak untuk para jamaah. Sungguh luar biasa pengorbanan mereka menyiapkan makanan ini. Suasana hangat langsung saya rasakan ketika mengobrol dengan jamaah dan ibu-ibu. Teman saya seorang muslim dari Pakistan sempat merasa iri dengan keadaan ini. Bagaimana jamaah Indonesia bisa sekompak ini? Mereka saling bahu membahu untuk mencari kebaikan bersama.

Hujan salju mulai berhenti dan waktunya saya kembali ke kampus. Kali ini mudah sekali mencari taksi. Sholat Jumat terakhir di penghujung tahun 2012 di Korea Selatan menjadi salah satu hal yang paling berkesan bagi saya pada tahun 2012. Ternyata tidak mudah mencari jalan Tuhan. Tetapi sekali kita mendapatkan berkah dan rahmat-NYA semuanya akan berjalan dengan lancar. Akhirnya hari Jumat ini saya tutup dengan mengirim e-mail mengenai informasi beasiswa pemerintah Korea kepada sekolah dan universitas partner tempat di mana saya bekerja. Saya berharap akan ada mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa ini tahun depan.

Woosong # 320, Daejeon, 28 Desember 2012

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun