Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Boseong, Daerah Penghasil Teh Hijau Terbesar di Korea Selatan

8 Mei 2014   20:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Anda berkunjung ke Korea Selatan, sempatkanlah untuk mencoba ikut upacara tradisional minum teh. Hal ini akan membuat Anda mengetahui budaya minum teh yang sangat menarik. Dua minggu lalu saya sempat ikut “Lotus Tea Ceremony” yang diadakan di Youngpyungsa temple. Banyak orang yang bertanya apakah Korea juga menjadi negara penghasil teh? Walaupun jumlahnya relatif kecil Korea Selatan juga menghasilkan teh khususnya teh hijau.

[caption id="attachment_335293" align="aligncenter" width="538" caption="Lotus Tea Ceremony "][/caption]

Pada akhir minggu yang panjang di Korea karena libur hari anak dan juga ulang tahun Buddha, (3-6 Mei), saya sempatkan untuk berkunjung ke daerah Boseong yang terletak di propinsi Jeolannam-do. Kota kecil berpenduduk kurang lebih 500 jiwa ini terletak di bagian barat daya Korea tepatnya lima jam perjalanan dengan bis dari kota Seoul. Ada beberapa cara untuk pergi ke daerah ini baik naik bis maupun kereta api. Saya sendiri memilih untuk naik bis dari kota dimana saya tinggal yaitu Daejeon.

Cuaca benar-benar bersahabat pada hari Senin, 5 Mei 2014. Bis berangkat dari terminal bis Daejeon sekitar pukul delapan pagi. Saya perlu membayar tiket seharga KRW 11,000 atau sekitar (Rp. 110,000) untuk menuju ke kota Gwangju yang berjarak kurang lebih 190 km. Perjalanan selama 2.5 jam berlangsung dengan cepat. Sesampainya di terminal bis kota Gwangju saya harus membeli tiket bus lagi ke terminal bis Boseong. Karena libur yang panjang dan banyaknya orang yang mau pergi ke sana saya perlu menunggu kurang lebih sekitar 2 jam.

[caption id="attachment_335294" align="aligncenter" width="616" caption="Boseong Tea Plantation "]

1399528086979441984
1399528086979441984
[/caption]

Saya sempatkan untuk membaca brosur Boseong yang saya dapatkan di bagian informasi turis di terminal Gwangju. Saat ini jika Anda datang ke Korea hampir di setiap stasiun bis atau kereta api menyediakan informasi ini. Pariwisata Korea Selatan memang terus berbenah. Tahun ini mereka menargetkan jumlah wisatawan sebesar 12 juta. Selain infrastruktur yang sangat baik, mereka juga menyediakan beberapa tenaga sukarelawan memandu para wisatawan asing terutama yang tidak berbicara bahasa Korea. Dengan seragam bertuliskan “volunteer” mereka akan siap membantu wisatawan untuk memahami tempat wisata tersebut.

Saya perlu membayar tiket bis seharga KRW 8,100 atau sekitar (Rp. 81,000) untuk ke Boseong. Perjalanan dari Gwangju ke Boseong harusnya dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam. Namun demikian jalanan sedikit macet karena banyaknya orang yang ingin pergi ke sana. Boseong Green Tea Festival adalah hajatan tahunan yang digelar di sini dan saat ini menjadi yang ke 40. Selain saya di dalam bus banyak saya jumpai turis asing kebanyakan mereka adalah mahasiswa yang sedang menikmati liburan panjang di Korea.

Akhirnya saya sampai di terminal bis Boseong. Dari sana saya perlu menunggu kurang lebih sekitar 20 menit untuk naik bis kota. Bis kota benar-benar penuh dan saya juga ikut berdiri di dalam bis. Untuknya perjalanan hanya ditempuh kurang lebih 15 menit. Sampai di Boseong, saya melihat peta besar tempat-tempat yang menarik yang saya harus kunjungi. Ada dua tempat yang harus saya kunjungi yaitu Boseong Plantation Tea atau di kenal dengan nama Daehan Daewon Tourist Plantation dan Korean Tea Museum.

Setelah membayar tiket masuk seharga KRW 3,000 atau sekitar (Rp. 30,000) saya menikmati suasana sore hari tersebut. Pohon-pohon pinus di sepanjang jalan berjejer rapi menuju ke Daehan Daewon. Menurut beberapa referensi yang saya baca pohon pinus ini menjadi salah satu yang paling indah di Korea. Matahari yang bersinar di sela-sela pohon pinus membuat suasana sore hari menjadi sedikit hangat. Perlu waktu kurang lebih 20 menit berjalan kaki sebelum sampai di Daehan Daewon Field.

[caption id="attachment_335295" align="aligncenter" width="614" caption="Sampai di Daehan Daewon Field "]

13995282862105644720
13995282862105644720
[/caption]

Dalam perjalanan saya melihat beberapa orang mengantri untuk membeli es krim green tea di beberapa warung dan restaurant di sana. Sepertinya minuman ini sangat enak di minum di tenggah udara yang sedikit panas. Akhirnya sampai saya di depan perkebunan teh. Jalanan mulai menanjak dan orang mengantri untuk naik ke sana. Setelah berjalan kurang lebih lima belas menit sampailah saya di tempat pemberhentian pertama. Sudah banyak orang di sana. Kebanyakan mereka ingin menikmati suasana sore yang hangat tersebut lengkap dengan kameranya.

Kebun teh terbentang di hadapan saya. Warnanya hijau dan karena sinar matahari yang menyinari tanaman tersebut membuat warna menjadi sedikit keemasaan. Tingkatan-tingkatan pohon teh mengular membentuk ‘teras iring’ yang sangat rapi indah, dan menarik. Di sela-sela pohon banyak sekali orang-orang yang sibuk mengabadikan keindahan kebun teh dengan kamera mereka. Saat ini diperkirakan bahwa luas perkebunan ini kurang lebih dari 1,200 hektar.

Puas menikmati pemandangan, saya lanjutkan untuk berkeliling ke kebun teh. Pikiran saya melayang ke kebun-kebun teh di puncak yang juga tidak kalah indahnya. Menurut sejarahnya, perkebunan ini sudah ada sejak jaman Dinasti Baekjae, salah satu dinasti terbesar di Korea. Para biksu umat Buddha di temple Daewon mulai menanam dan memanen teh ini sejak tahun 400 sebelum masehi. Mereka berhasil membuat perkebunan teh menjadi sebuah industri yang besar seperti sekarang ini.

Kualitas teh di sini sangat bagus karena cuaca udara dan tekstur tanah yang sesuai. Selain itu para pekerja juga sangat terampil dalam membuat ramuan teh yang sangat baik. Tidaklah berlebihan jika pada tahun 2008, teh Boseong menjadi minuman kesehatan bagi para astronot Rusia. Proses produksi teh di sini sangat ketat dengan jaminan kualitas. Saat ini hampir kurang lebih 40% teh hijau Korea berasal dari kota ini. Selain kualitas yang bagus, bau teh Boseong juga sangat harum.

[caption id="attachment_335298" align="aligncenter" width="553" caption="Menikmati Indahnya Kebun Teh Boseong "]

1399528960673274709
1399528960673274709
[/caption]

Korean Tea Museum

Museum ini menjadi museum teh pertama yang saya kunjungi. Museum ini terdiri dari tiga lantai yang terdiri atas “ Tea Cultural Hall”, “Tea History Hall” dan “Tea Life Hall”. Para pengunjung dapat belajar mengenai sejarah produksi teh dan budaya minum teh yang berasal tidak hanya dari Korea tetapi juga di seluruh dunia. Saya baru tahu jika salah satu penghasil teh terbesar di dunia adalah Indonesia yang jumlahnya mencapai kurang lebih 6%.

[caption id="attachment_335300" align="aligncenter" width="564" caption="Museum Teh Korea"]

13995294681049641278
13995294681049641278
[/caption]

Di lantai dua tepatnya di Tea History Hall kita dapat melihat peralatan-peralatan peninggalan beberapa dinasti Korea kaitannya dengan budaya minum teh. Di lantai tiga para pengunjung dapat mengikuti program upacara minum teh Korea dan menikmati kesegaran teh Boseong. Dengan mengkonsumsi teh secara teratur maka kita juga akan terhindar dari beberapa penyakit seperti kanker dan lain-lain.

Sayapun memilih untuk minum es krim green tea yang dijual di sini. Saat ini produksi teh Boseong tidak hanya berupa teh saja tetapi juga dikemas dalam beberapa produk lain seperti permen, coklat, dan beberapa makanan lainnya. Kurang lebih lima jam saya menghabiskan waktu di perkebunan dan museum teh Boseong sebelum kembali ke kota Daejeon.

[caption id="attachment_335299" align="aligncenter" width="630" caption="Mencoba Teh Hijau Boseong "]

1399529408174721033
1399529408174721033
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun