Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Beruntung Punya Asuransi Perjalanan

14 April 2015   10:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tanggal 23 Januari 2015 adalah tanggal yang mungkin tidak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya selama tinggal di Korea Selatan. Kala itu saya menjadi koordinator untuk program musim dingin (Winter Immersion Program) yang diikuti oleh 28 mahasiswa dan dosen dari sebuah universitas di Indonesia. Dalam program ini mahasiswa tersebut mengambil beberapa kelas, mengunjungi beberapa perusahaan, dan juga melakukan field trip selama dua minggu di Korea Selatan.

Sebuah telepon masuk mengabarkan bahwa ada seorang mahasiswi yang sakit dan kakinya patah. Saat itu mahasiswi tersebut berada di pusat kota bersama dengan beberapa temannya. Bergegas saya menuju ke tempat kejadian untuk bertemu mahasiswi tersebut. Betapa terkejutnya ketika menjumpai mahasiswi yang merintih kesakitan dan terbaring di pinggir gang kecil dan tidak bisa berjalan. Pada saat itu udara cukup dingin karena sedang berlangsung musim dingin di Korea Selatan.

Saya kemudian bertanya kepada teman-temannya mengenai apa yang terjadi. Mereka menjelaskan bahwa mahasiswi tersebut jatuh dan membuat dirinya tidak bisa berjalan. Tanpa berpikir panjang saya menelepon pihak kampus dan kemudian meminta mereka menelepon 119 (Emergency Call – Ambulan) untuk datang. Tidak lebih dari 15 menit kemudian ambulan datang dan membawa mahasiswi tersebut ke rumah sakit.

Selain kawatir dengan kondisi mahasiswi tersebut saya juga berpikir apakah mahasisiwi tersebut punya asuransi perjalanan. Jika tidak punya asuransi maka dia akan membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal di Korea Selatan. Setelah kondisi membaik saya bertanya kepada dosen yang mendampingi mahasiswi tersebut dan betapa leganya ternyata mahasiswi tersebut sudah membeli asuransi perjalanan.

Saya kemudian menghubungi perusahaan asuransi di Indonesia dimana dia membeli asuransi tersebut. Karena perusahaan asuransi tersebut adalah perusahaan asuransi asing, saya pun juga harus berurusan dengan pihak asuransi di Amerika Serikat sebagai principal mereka. Belum satu jam saya berada di rumah sakit tiba-tiba manajer asrama di kampus menelepon saya mengabarkan bahwa ada satu mahasiswi lagi yang sakit karena sesak nafas dan harus ke rumah sakit dengan 119.

Luar biasa dalam satu hari saya harus berurusan dengan pihak 119 dua kali. Terlebih lagi hal ini terjadi di luar negeri. Saya juga bertanya dengan pendamping mahasisiwi ini apakah dia juga punya asuransi perjalanan. Saya sedikit lega karena yang bersangkutan juga punya asuransi perjalanan. Setelah urusan beres saya pun kemudian bertanya kepada pihak rumah sakit apakah kami harus membayar biaya ambulan. Ternyata kami tidak perlu membayar  biaya ambulan 119.

Pentingnya Berasuransi

Dari kejadian ini saya semakin sadar bahwa sangat penting bagi siapa saja untuk mengasuransikan dirinya sendiri. Membeli asuransi tidak hanya untuk investasi tetapi juga dapat melindungi kejadian yang tidak pernah kita duga. Asuransi perjalanan yang dibeli oleh kedua mahasiswi tersebut hanya merupakan salah satu contoh produk asuransi yang ditawarkan oleh beberapa pihak penyelenggara asuransi di tanah air.

Di luar negeri kesadaran untuk berasuransi sudah tinggi karena mahalnya biaya rumah sakit dan tidak semua perusahaan memberikan pensiun kepada tenaga kerjanya. Bahkan di Korea Selatan gaji kita, warga negara asing dipotong sekitar 5% untuk membayar biaya asuransi. Rasanya memang berat untuk membayar asuransi terlebih kita selalu mengharapkan bahwa perusahaan akan membayar semua asuransi kita.

Kesadaran berasuransi sebenarnya dapat muncul dari banyak hal. Bagi saya sendiri hal tersebut muncul karena faktor pekerjaan. Pekerjaan saya yang sering berpindah tempat dan melakukan banyak perjalanan baik di dalam maupun di luar negeri dengan pesawat terbang, kereta api, bis, maupun angkutan laut membuat saya melek asuransi. Setiap saat sesuatu bisa terjadi dengan diri saya.

Saya mulai bergabung dengan asuransi tiga belas tahun yang lalu selelah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Kala itu saya ikut asuransi jiwa dan kesehatan. Kadang-kadang memang berat karena setiap bulan saya harus membayar biaya tertentu dan dalam jangka waktu tertentu asuransi baru bisa cair atau diambil. Potongan-potongan tersebut berasa lebih berat karena kebutuhan hidup semakin banyak. Tetapi setelah sekian tahun saya baru dapat merasakan manfaat asuransi.

Manfaat tersebut adalah selain premi yang bisa saya ambil setiap dua tahun sekarang ini, saya juga sudah tidak takut lagi jika sesuatu terjadi dengan diri saya. Hanya saja kalau boleh jujur saat ini masyarakat terasa berat berasuransi karena informasi mengenai asuransi tersebut belum diinformasikan secara baik dan benar. Asuransi diibaratkan adalah produk mahal dan hanya dipandang sebagai bisnis semata.

Kembaran dan Ibu saya kemarin bercerita bahwa mereka harus kehilangan uang beberapa juta rupiah karena mereka memutuskan kontrak dengan perusahaan asuransi beberapa tahun lalu sebelum jangka waktu selesai. Alasannya adalah perusahaan tersebut tidak memberikan informasi mengenai laporan keuangan yang baik dan tidak adanya pelayanan kepada nasabah sesudah berasuransi.

Tidak dapat dipungkiri petugas asuransi memang sangat giat dan mengejar nasabah pertama kali mereka menawarkan produknya. Tetapi setelah itu para konsumen ini tidak dijaga. Di tengah persaingan yang semakin berat ini ada baiknya perusahaan asuransi membuat laporan yang sederhana, rinci, dan juga MUDAH dimengerti karena tidak semua orang awan dapat membaca bahasa keuangan dengan baik.

Saat ini kita sangat senang karena pemerintah sudah mulai membuat program baru untuk asuransi kesehatan. Ini bukti bahwa pemerintah mempunyai tanggung jawab dengan warga negaranya. Selain itu lewat program ini mereka juga akan lebih paham tentang pentingnya asuransi khususnya kesehatan yang semakin lama semakin mahal di tanah air ini.

Terakhir kali, saya ingin menekankan akan lebih baik kita memproteksi diri kita sebelum kejadian yang tidak kita inginkan menimpa kita. Selamat Berasuransi, Jadikan Asuransi Sebagai Investasi Anda di Masa Depan.

(Jakarta, 13 April 2015, FB Travel with Ony Jamhari IG @ojamhari)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun