Pulau Dewata Bali tidak saja indah karena pantai, budaya, dan alamnya tetapi di pulau ini kita dapat mengunjungi “museum kelas dunia”. Mengapa saya menyebutnya kelas dunia karena saya sangat merindukan museum yang dikelola secara profesional: bersih, terawat, dan rapi. Terima kasih kepada pihak Kompasiana dan Garuda Indonesia yang memberikan kesempatan kepada saya untuk berkunjung ke Bali pada bulan Desember ini. Kunjungan ke dua museum The Sukarno Center dan The Blanco Renaissance Museumsangat membekas di hati saya.
[caption id="attachment_314618" align="aligncenter" width="391" caption="Menjelajah Bali Bersama Garuda Indonesia"][/caption]
The Sukarno Center
Siapa tidak kenal Sukarno. Dalam banyak kesempatan khususnya ketika saya berada di luar negeri dan saya mengenalkan diri bahwa saya dari Indonesia, banyak orang yang mengaitkan dengan Sukarno. Presiden pertama Indonesia tersebut memang sangat dikenal karena banyak hal. Salah satunya adalah kepemimpinannya. Tahun lalu ketika saya berada di Jepang salah satu mahasiswa dari sebuah universitas di sana sempat bertanya: di mana saya dapat belajar mengenai Sukarno? Kala itu saya menjawab bahwa Anda bisa berkunjung ke Indonesia khususnya kota Blitar.
Namun demikian saat ini kita harus bangga karena keluarga besar Bung Karno membangun museum baru The Sukarno Center di mana pengunjung dapat secara lebih dekat mengenal sosok presiden pertama tersebut. The Sukarno Center yang dibuka pada tahun 2011 ini terletak di Jalan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar. Di dalamnya kita dapat melihat koleksi peninggalan lengkap Bung Karno berupa foto, benda-benda yang pernah digunakan, maupun hadiah dari para pemimpin dunia.
[caption id="attachment_314619" align="aligncenter" width="293" caption="Pintu Masuk The Sukarno Center"]
Sesudah selesai berkeliling gedung, saya kemudian keluar dan menuju ke perpustakaan kecil di samping The Sukarno Center. Di dalam perpustakaan tersebut terdapat berbagai macam buku yang ditulis oleh banyak pengarang dan pengemar Bung Karno. Saya sempatkan untuk membeli sebuah buku mengenai The Sukarno Center. Sebelum kembali pulang, petugas mengucapkan terima kasih dan memberikan dua poster Bung Karno sebagai souvenir untuk saya.
The Blanco Renaissance Museum
Hujan turus dengan deras ketika saya sampai di depan The Blanco Renaissance Museum di daerah Ubud. Museum ini sangat terkenal di Bali. Antonio Blanco, pelukis keturunan Spanyol dan Amerika yang menikah dengan seorang model wanita dan penari Bali bernama Ni Ronji adalah seniman besar yang tinggal di Bali. Lukisan-lukisan Antonio Blanco sunguh sangat indah dan menjadi lukisan yang sangat mahal harganya.
Setelah membeli tiket seharga 30,000 rupiah saya mulai masuk ke dalam museum. Museum dan bangunan lain seluas dua hektar ini dibangun di tanah pemberian Raja Ubud, Tjokorda Gde Agung Sukawati dan dibuka pada tahun 1998. Museum ini berdiri dengan kokoh di tengah lingkungan Ubud yang sangat damai. Sebelum memasuki museum saya dapat menjumpai taman burung dengan koleksi beberapa burung Indonesia. Semuanya terawatt dengan baik.
[caption id="attachment_314620" align="aligncenter" width="359" caption="Pintu Masuk The Blanco Renaissance Museum "]
Aprilia juga menjelaskan bahwa semua lukisan dan kolase punya arti tersendiri bagi Antonio Blanco. Kemudian beliau mengajak saya untuk melihat studio tempat melukis pertama Antonio yang tidak lain adalah rumah pertama Antonio Blanco di Bali. Begitu senangnya ketika beliau mengijinkan saya untuk memfoto tempat ini. Di dalam ruang pameran lukisan pengunjung tidak boleh memotret.
[caption id="attachment_314621" align="aligncenter" width="413" caption="Studio dan Rumah Pertama Antonio Blanco "]
The Sukarno Center danThe Blanco Renaissance Museum adalah dua tempat yang wajib dikunjungi di Bali. Sambil menerawang jauh, saya bermimpi bahwa semoga akan banyak lagi museum-museum kelas dunia yang dibangun dan bisa saya jumpai di Indonesia. Mungkin tidak hanya saya yang rindu untuk belajar mengenai sejarah dari para tokoh besar Indonesia.
Daejeon, Korea Selatan: 8 Januari 2014, My Travel Journal: Travel with Ony Jamhari)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H