Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tiga Jam di Kota Tua, Jakarta

13 Agustus 2014   00:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:42 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari menjelang hari Lebaran bulan lalu saya sempatkan untuk pergi ke Kota Tua, Jakarta. Rasanya tidak pernah bosan untuk berkunjung ke tempat ini apalagi kalau sudah lelah pergi ke mall. Terlebih lagi pada saat itu Jakarta sangat lenggang ditinggal oleh warganya untuk pulang mudik. Inilah waktu terbaik untuk menikmati Jakarta. Seorang teman kuliah yang sudah lama tidak bertemu mengajak saya untuk sekali lagi menikmati Wisata  Kota Tua Jakarta.

[caption id="attachment_352507" align="aligncenter" width="630" caption="Suasana Jakarta Menjelang Lebaran "][/caption]

Selama kurang lebih 30 menit kami mulai menyusuri jalan dari bundaran Hotel Indonesia melintasi Monas dan Glodok, sebelum sampai ke Taman Fatahillah. Taman Fatahillah merupakan pusat dari wisata Kota Tua, Jakarta. Tempat ini pernah menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda. Tidak sulit untuk mendapatkan tempat parkir kala itu. Banyak mobil berplat nomor dari luar Jakarta yang datang pada hari tersebut. Sama seperti saya mereka juga ingin melihat Kota Tua, salah satu peninggalan sejarah yang masih dapat disaksikan di Ibu Kota Jakarta.

Sudah ada banyak orang ketika kami berada di Taman Fatahillah. Taman ini dikelilingi oleh banyak museum seperti Museum Jakarta, Museum Wayang, dan juga beberapa peninggalan sejarah lainnya. Tahun lalu saya sempatkan masuk ke museum-museum tersebut tetapi kali ini saya hanya berjalan-jalan di sekitar taman saja tepatnya di depan Museum Jakarta. Tidak seperti tahun sebelumnya sepertinya tempat ini mengalami banyak perubahan. Setidaknya lebih bersih terawat, dan asri.

1407837064200739463
1407837064200739463

Berfoto Bersama Ondel-Ondel di Taman Fatahillah
Selain itu para pedagang juga tidak agresif menawarkan dagangannya. Berdasarkan informasi dari teman saya sekarang semuanya diatur. Tidak hanya para pedagang tetapi juga para pengunjung yang harus lebih memperhatikan kebersihan dan kenyamanan taman wisata. Memang benar adanya, kekalahan tempat pariwisata Indonesia dengan di luar negeri adalah kurangnya semua pihak menjaga kebersihan dan merawat tempat wisata tersebut. Perlu pengawasan yang lebih baik untuk membuat tempat pariwisata yang lebih nyaman dan aman.

Di tempat ini ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain  Anda bisa menyewa sepeda ‘ontel’seharga Rp. 20,000 per tiga puluh menit untuk berkeliling taman, berfoto bersama beberapa ‘tokoh’ yang mengunakan seragam bertema kebangsaan (dengan membayar mereka ketika sudah selesai) maupun berjalan-jalan melihat barang kerajinan. Banyak hasil kerajinan industri kecil menengah yang dapat kami temukan di sini.

[caption id="attachment_352504" align="alignnone" width="630" caption="Berkeliling Kota Tua Dengan Sepeda "]

14078371171735235174
14078371171735235174
[/caption]

Ketika kami berada di sekitar taman pada saat itu sedang digelar atraksi kesenian tradisional Jathilan. Banyak masyarakat yang menyaksikan atraksi tersebut dan sesekali mereka berteriak ketika beberapa pemain Jathilan melakukan aksi yang membahayakan. Selain kegiatan di atas Anda juga dapat menikmati wisata kuliner di sini. Ada banyak café dan juga penjual makanan dan minuman tradisional seperti kerak telor, pecel, dawet dan lain-lain.  Karena masih bulan puasa kamipun tidak sempat mencicipi makanan tersebut.

[caption id="attachment_352506" align="alignnone" width="630" caption="Kerak Telor Khas Jakarta "]

1407837185273560781
1407837185273560781
[/caption]

Kurang lebih tiga jam kami berada di Taman Fatahillah. Walaupun tidak lama, kami dapat belajar dan mengenang kembali sejarah bangsa Indonesia. Sudah sepantasnya kita menjaga dan melestarikan tempat budaya ini.

(Daejeon, 12 Agustus 2014, FB Page: Travel with Ony Jamhari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun