Mohon tunggu...
Syahrani New
Syahrani New Mohon Tunggu... Jurnalis - Writeprener

Pemerhati Sosial Politik, Pegiat Literasi, dan Mahasiswa Magister Universtas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Copy Paste: Menjual Potensi, Menutup Kekayaan Intelektualitas Diri

22 Mei 2016   11:38 Diperbarui: 22 Mei 2016   14:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Secara Bahasa copy paste berasal dari Bahasa Inggris yang mana copy bermakna “salin”, dan paste bermakna “tempel”. Kalau dilihat dari makna kata tersebut tentu kita dapat memberikan pengertian baru bahwa copy paste adalah perbuatan atau tindakan seseorang yang tidak memiliki rasa malu sedikitpun melakukan menjiplakan, menyontek, perbuatan menyalin atau menggandakan file orang lain dan menempelkannya ke tulisan sendiri yang akhirnya hasilnya itu diakui sebagai hasil keorisinalitasannya. 

Tentu ketika melihat makna dari kaliamat copy paste tersebut, menurut saya perbuatan copy paste  merupakan tindakan yang merugikan diri sendiri dan bahkan akan membaur kepada peradaban bangsa ini. Kita tahu bahwa copy paste merupakan tindakan yang tidak tahu diri, tidak mengharagai diri, dan bahkan dapat membodohkan diri sendiri. 

Copy paste adalah musuh intlektualitas karena jika copy paste itu menjadi makanan bagi setiap orang atau  mungkin para mahasiswa terlebih ketika mengerjakan tugas. Belakangan ini dikalangan mahasiswa yang mempraktikkan copy and paste tidak memiliki moralitas, dan parahnya lagi mereka  merasa tidak perlu meyebutkan sumber yang mereka kutip dalam setiap tugas kuliahnya, kalau mahasiswa masih banyak melakukan copy and paste dalam setiap tugas kuliahnya  tentu akan berdampak kepada indeks pendidikan yang berkualitas dan lulusan yang mumpuni. Mau di bawa kemana bangsa ini jika isinya hanya hasil cetakan copy and paste.

Sebab Munculnya Perbuatan Copy Paste

Banyak sebab yang membawa seseorang kedalam praktik copy and paste tersebut antara lain;

a) Kurang Membaca

Membaca merupakan kegiatan yang tidak mudah memang, tetapi hal yang tidak mungkin tercapai tanpa ada latihan dan usaha yang keras. Jika persepsi membaca adalah makanan rasio bahkan rohani hilang pada diri seseorang tentu mustahil seseorang mampu mengulas argumentasi logis pada setiap karyanya.

Padahal Kreativitas dan peningkatan intelektualitas baru dapat terjadi ketika yang bersangkutan memiliki kemauan untuk mendapatkan kemampuan ataupun pengetahuan yang dipelajarinya. Seseorang yang sangat ingin belajar sesuatu justru tidak akan ingin melakukan copy-paste, walaupun di depannya sudah tersedia komputer tercanggih dengan sambungan internet tercepat.[1]

b) Kurangnya Kesadaran Diri

Dalam proses belajar kita perlu sadari bahwa betapa pentingnya intlektualitas yang tidak legal, seharusnya jika dihadapkan dengan kesulitan-kesulitan dalam membuat tugas makalah merujuklah kepada refrensi yang tersusun rapi diperpustakaan, bukan malah memindahkan atau copy paste yang akhirnya malah membuat diri sendiri tidak mengerti. Kalaupun melakukan copy-paste, ia tidak akan melewatkan informasi sedikitpun untuk dipelajari. Copy-paste hanya akan digunakan sebagai alat dukung teknis. Bukan untuk mengkhianati hal-hal substantif.[2]

c) Tidak Menghargai Kesalahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun