Perubahan Gaya Komunikasi Prabowo Subianto yang Menarik Minat Gen Z

Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dinilai memiliki komunikasi dan pendekatan yang sangat baik sehingga membawanya mendapat banyak dukungan dari masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari meningkatnya popularitas dan elektabilitas Prabowo dalam beberapa bulan terakhir.

Prabowo juga Menteri Pertahanan itu dianggap berhasil membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat melalui berbagai platform, seperti media sosial, televisi, dan acara-acara publik. 

Ia kerap tampil santai dan lugas dalam berkomunikasi, sehingga membuatnya lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan masyarakat.

Perubahan Gaya Komunikasi Politik Prabowo Subianto

Dulu, Menteri Pertahanan ini terlihat ingin mencitrakan diri sebagai sosok yang tegas dan berwibawa. Hal ini terlihat dari gaya komunikasinya yang cenderung formal dan kaku. 

Namun, dalam beberapa bulan terakhir menjelang Pilpres, Prabowo terlihat mulai mengubah gaya komunikasinya menjadi lebih santai dan merakyat.

Perubahan gaya komunikasi Prabowo ini dinilai sebagai strategi untuk meraih dukungan dari masyarakat, terutama dari kalangan milenial dan Gen Z. Kedua kelompok usia ini dikenal memiliki gaya komunikasi yang lebih santai dan informal.

Strategi Prabowo untuk mengubah gaya komunikasinya ini tampaknya berhasil. Hal ini terlihat dari meningkatnya popularitas dan elektabilitas Prabowo di kalangan milenial dan Gen Z.

Berikut adalah beberapa perubahan yang terlihat dalam komunikasi politik Prabowo:

1. Mengubah Citra Politik

Salah satu tujuan utama dari perubahan gaya komunikasi politik Prabowo adalah untuk mengubah citra politiknya di mata publik. 

Prabowo ingin menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang mantan jenderal yang keras dan otoriter, melainkan juga seorang politisi sipil yang memiliki karakter politik yang lebih sipil, dekat dengan seluruh konstituen politik, dan mudah dikelilingi oleh masyarakat. 

Prabowo juga ingin menghapus stigma negatif yang melekat padanya, seperti tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, keterlibatan dalam kerusuhan 1998, dan sikap anti-demokrasi.