Aksi Nyata Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Onny Nurihayanti, S.Pt.
Calon Guru Penggerak Angkatan 4
SMKN 1 Tulungagung-Jawa Timur
1. Peristiwa (facts)
Tahap akhir dari pelaksanaan pembelajaran modul 3.1 ini adalah tentang Aksi Nyata dari rencanayang telah disusun pada tahap Demonstrasi Kontekstual. Sebagai wujud implementasi dari kegiatan pembelajaran yang dilalui pada modul 3.1 Â Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran ini, maka aktivitas pengambilan keputusan pada kasus dilema etika ini harus diterapkan di sekolah (SMK) tempat saya sebagai Calon Guru Penggerak mengajar. Penerapan permasalahan ini dilakukan pada murid-murid kelas XI yang baru saja menuntaskan kegiatan PKL dan harus menyelesaikan laporan kegiatan untuk diajukan sebagai pertanggungjawaban kegiatan di depan penguji.
Proses penyusunan laporan sesuai dengan jurnal kegiatan yang telah dilakukan, rawan terjadi proses plagiasi, dimana murid membuat laporan kegiatan tidak berdasar pada hasil pemikiran mereka sendiri sesuai kegiatan yang telah dilakukan, melainkan meng-copy hasil pekerjaan temannya, tentu saja dalam etika kepenulisan ilmiah hal ini tidak dibenarkan.
Kasus ini selalu berulang terjadi di setiap tahunnya, sehingga perlu adanya penyelesaian yang tepat. Murid melakukan hal ini karena mereka ingin segera mengikuti ujian PKL dan adanya kekhawatiran hasil laporannya tidak bagus bila harus membuat secara mandiri, di samping itu ada rasa khawatir dimarahi oleh guru dan banyak revisi hingga semakin lama waktu yang mereka butuhkan untuk mengerjakan, akibatnya mereka tidak dapat mengikuti ujian pada jadwal yang telah ditentukan.
Kegiatan ini dimulai dari internal salah satu program keahlian, kemudian akan diimbaskan kepada program keahlian lain dengan tetap berkoordinasi dengan panitia pelaksana . Hasil akhir dari pengambilan keputusan ini adalah didapatkannya referensi laporan PKL dengan kaidah yang benar sesuai aturan kepenulisan ilmiah yang dapat didokumentasikan sebagai referensi di perpustakaan.
2. Perasaan (Feelings)
Pelaksanaan pembimbingan siswa dalam pembuatan laporan PKL sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah memang tidak mudah. Hal-hal yang dihadapi dan dirasakan antara lain:
- Pemahaman siswa yang tidak seluruhnya sama dan perbedaan kemampuan tentang penulisan laporan kegiatan secara ilmiah, sehingga dibutuhkan pembimbingan yang ekstra untuk memberikan pemahaman kepada siswa di level SMK tersebut.
- Kurangnya pengalaman siswa dalam menentukan referensi ilmiah sebagai penunjang laporan kegiatan yang dibuat, sehingga dibutuhkan kesabaran lebih seorang guru dalam memberikan pemahaman dan contoh referensi yang relevan.
- Satu orang guru dapat membimbing sekitar 20-25 siswa, mulai dari pelaksanaan PKL, monitoring ke lokasi-lokasi PKL hingga pembuatan laporan PKL dengan karakter siswa yang beragam, juga lokasi PKL atau industri yang memiliki tipe yang berbeda pula. Hal ini menjadikan seorang guru harus mampu melakukan manajemen yang dinamis, kreatif dan teliti dalam melakukan pembimbingan kepada masing-masing siswa.
- Ada rasa emosi bahkan marah pada saat proses pendampingan PKL tersebut, karena tidak semua siswa melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas PKL dengan baik dan tepat waktu.
- Minimnya referensi berupa buku yang ada di perpustakaan menyebabkan terbatasnya informasi ilmiah yang dapat diakses secara mudah dan murah.
- Timbul perasaan senang dan bahagia serta bangga, ketika diantara puluhan murid terdapat murid yang mampu menghasilkan laporan kegiatan PKL dengan baik sesuai kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
- Perasaan tertantang juga timbul, karena harus meluruskan dan memberikan pemahaman  kepada siswa dengan berbagai karakter dan kemampuan.