Selalu begitu,
Kau simpan sendiri semua rasamu
Kau pendam sendiri, tanpa aku harus tahu
Aku ingin mendengar syairmu
Tapi selalu kau katakan
”aku bukan penyair”
”aku tak mampu melantun bait-bait puitis layaknya lagu”
”aku bukan penyair . . .”
”tak mampu ku ungkap semua lewat syair nan merdu”
Aku ingin mendengar elegimu
Saat kau sedih dan merasa pilu
Ungkapkan, katakan padaku . . . . .
Aku masih mendengarnya
Tak kan pernah lelah mendengarnya
Aku ingin larut dan lenyap, menyatu dalam elegimu
Apakah kau tak pernah percaya padaku?
Aku ingin mendengar lagu-lagumu
Lukisan indah dari palung jiwamu
dan semua yang tergambar dalam otakmu
Merasakan harmoni jiwamu,
Melihat senyum lugumu . . .
Andai kau tahu,
Tak kan pernah bosan aku . . .
Aku ingin kau bersyair,
Tak apa walau tak merdu
Aku ingin kau bersyair,
tak apa walau hanya segelintir . . .
Aku ingin kau bersyair untukku
Namun bukan syair yang sesungguhnya. . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H