Mohon tunggu...
onik imanniar
onik imanniar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa magister profesi psikologi

travelling!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kemegahan Mandalika dan yang Mengikutinya

23 Desember 2022   19:08 Diperbarui: 23 Desember 2022   19:09 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejak setahun lalu tepatnya pada tanggal 12 november 2021, Indonesia dengan bangga membuka secara resmi sirkuit internasional mandalika. sirkuit tersebut merupakan sikruit balap yang berlokasi di lombok tengah, nusa tenggara barar. Dengan hadirnya sirkuit internasional tersebut, untuk yang kedua kalinya sejak tahun 1997, Indonesia dapat menjadi penyelenggara acara balap motor bergengsi seperti MotoGp. Tepatnya pada bulan maret 2022, MotoGP diselenggarakan di sirkuit Mandalika dan diresmikan oleh presiden kita Bapak Jokowi.

Sejak saat itu, daerah mandalika Lombok-NTB menjadi ramai lagi oleh turis dari mancanegara maupun nasional. Seperti yang sebelumnya kita ketahui sejak terjadinya pandemi covid-19 tahun 2020, lombok menjadi sangat sepi dan perokonomian terutama pada sektor wisata menjadi sangat berkurang drastis. dengan hadirnya acara besar bergengsi seperti MotoGP di lombok, seperti udara segar bagi masyarakat lombok. Masyarakat lokal mulai bangun kembali menjalankan usaha pada sektor wisata diantaranya yaitu perhotelan mulai full kembali, toko oleh-oleh menyediakan kaos bertuliskan mandalika, dan sebagainya. 

Namun sayangnya, di sisi lain dari segala kemeriahan dan bangkitnya sektor wisata di lombok,  yang terjadi saat ini adalah tidak hanya warga lokal yang mengambil kesempatan ini, namun orang-orang "besar" pun ikut mengambil kesempatan ini. Tidak jarang justru beberapa diantaranya merupakan orang asing. Orang-orang besar ini, berbondong-bondong membangun villa dan hotel disekitar mandalika, membuat jalanan jalur cepat dari bandara ke daerah mandalika dan sekitarnya. Orang-orang besar ini, membangun villa dan hotel dengan mengkeruk bukit-bukit. Berbalap-balapan membeli tanah menghadap pantai demi keuntungan pemandangan yang akan mereka jual. 

Pohon-pohon di tebangi semua sampai rata demi menggantikannya dengan sebuah bangunan megah. Bukit yang berdiam dengan megahnya pun rela mereka babat demi membangun jalan jalur cepat tersebut.  Hal tersebut sangatlah disayangkan, karena lombok ini terkenal dengan alamnya yang masih sangat alami dan murni tanpa banyak campur tangan manusia. Bukit menghadap pantai, pantai menghadap bukit semuanya sangat cantik dan indah tanpa perlu adanya bangunan-bangunan megah disekitarnya. Tanpa bangunan megah, semua kalangan menengah ke bawah maupun menegah ke atas dapat menikmati pemandangan tersebut.

Namun, dengan berbondong-bondongnya bangunan hotel mewah ini, nantinya hanya masyarakat menengah ke atas saja yang dapat menikmati pemandangan alam yang indah di lombok. Selain itu, keindahan alam yang alami pun pada akhirnya akan semakin habis. Hewan-hewan yang tadinya hidup dan bertahan di alam akan semakin punah dengan hilangnya alam tersebut. 

Pohon-pohon yang seharusnya hidup demi memberikan oksigen yang dibutuhkan pun habis. Saat musim kemarau, hujan deras, dapat terjadi longsor dan banjir akibat tidak ada lagi penyerapan oleh pohon-pohon. Sangat miris. Bagaimana bisa manusia tidak begitu berpikir panjang demi keuntungan besar dalam bentuk materi? alam tidak pernah membutuhkan kita manusia, tapi kita manusia selalu membutuhkan alam. bukankan sebaiknya kita menjaga alam ini dengan tidak merusak dan merawatnya? toh kita manusia lah yang butuh. Materi yang besar memang bisa membeli segalanya, namun jika apa yang akan dibeli tersebut sudah punah, materi tersebut buat apalagi ?

Bukankah sudah saatnya kita sadar bahwa kita manusia lah yang amat sangat membutuhkan alam ? Bukankan sudah saatnya kita memikirkan alam bumi tempat tinggal kita ini dengan merawat dan menjaganya ? Memikirkan bagaimana cara agar bumi ini tidak semakin punah dan binasa ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun