[caption id="attachment_274771" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Jika kita amati sebuah iklan produk hotel, sering kita jumpai tulisan nett atau ++ dibelakang harga yang tertera di media promo tersebut. Berbeda dengan barang retail yang harganya sudah pasti sesuai dengan apa yang ada di media promonya. Beberapa teman yang bukan dengan latar belakang perhotelan pernah menanyakan tentang hal ini dan saya pikir akan bermanfaat jika saya posting di kompasiana. Semoga... Kenapa muncul istilah nett dan ++? Hotel sebagai salah satu industri bidang jasa pariwisata mempunyai hitungan tersendiri mengenai harga jual jasanya karena adanya dua tambahan komponen harga jual yaitu service charge dan pajak pembangunan (PB 1). Service charge Adalah tambahan biaya jasa yang hanya ada di dunia industri jasa perhotelan yang besarannya ditetapkan sebesar 10% dari harga jual. Penggunaan pendapatan service charge ini biasanya dibagi 3.
- Sebagai tambahan penghasilan pekerja. Pendapatan service charge yang terkumpul selama satu bulan biasanya akan dibagikan rata kepada pekerja yang berstatus karyawan tetap dan atau karyawan kontrak pada bulan berikutnya,
- Corporate Social Responsibility. Sebagai sumber dana bagi hotel untuk melakukan fungsi sosialnya entah dalam bentuk bantuan kepada pekerja atau masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan. Bisa melalui program yang sifatnya reguler atau insidentil.
- Loss & Breakage. Dipakai oleh hotel sebagai dana cadangan guna menggantikan barang-barang hotel yang berpotensi hilang dan rusak namun bukan merupakan barang fixed asset. Biasanya seperti gelas, piring, sendok, garpu, atau mangkok.
Maka sebenarnya jika kita tidak memberikan tip kepada pekerja hotel sebenarnya tidak mengapa karena pada dasarnya kita sudah memberikan tip melalui harga yang kita bayar kepada hotel. Pajak Pembangunan (PB1) Pajak pembangunan ini ditetapkan besarannya sebesar 10% dari total penerimaan hotel atau 11% dari harga pokoknya. Pajak ini harus dibayarkan melalui Dispenda setiap bulannya paling terlambat tanggal 15 bulan depannya. Jika terlambat akan dikenakan denda 2% per bulan... Lumayan... Harga nett atau harga sudah nett? Istilah harga nett sebenarnya agak berbeda antara hotel dengan pelanggan. Bagi hotel harga nett adalah harga yang dicantumkan hotel sebagai harga yang akan diterima sebagai pendapatan bersih hotel karena sudah tidak harus menyisihkan service charge dan pajak, sedangkan bagi pelanggan harga nett adalah harga keseluruhan yang sudah termasuk service charge dan pajak. Gambarannya sebagai berikut: Jika ada harga 100.000, ++ maka bagi hotel yang disebut harga nett adalah yang 100.000 sedangkan pelanggan harga nett-nya adalah 100.000 + 10.000 (service) + 11.000 (tax) = 121.000. Pakai harga nett atau ++? Lalu sebaiknya hotel memakai tampilan yang mana pada media promosinya? Nett atau ++? Dari apa yang saya pernah alami, ini tergantung dari orientasi manajemen sendiri. Apakah berorientasi pada kemudahan manajemen atau kemudahan pelanggan? Biasanya jika mengacu pada hitungan manajemen, maka harga yang dimunculkan adalah harga ++ karena ini akan mempermudah manjemen menghitung secara cepat potensi pendapatan dan profit terutama bagi para manajer yang tidak terlalu kuat dalam mengkalkulasia angka. Hal ini bermanfaat dalam briefing atau meeting, terutama dengan General Manager atau Owning Company. Tetapi jika berorientasi pada kemudahan pelanggan biasanya akan menggunakan harga nett. Pelanggan akan lebih mudah mencerna angka Rp. 150.000, nett dibanding Rp. 115.000, ++. Artinya pelanggan siap dengan uang Rp. 150.000,00 dibanding harus berhitung lagi Rp. 115.000 + 21%nya... Jadi jika nanti Anda menemui sebuah iklan hotel, saya berharap Anda sudah tidak bingung lagi memandangi harga yang tertera disitu. Nett berarti ya harga itulah yang harus Anda bayar, tapi kalau ada tambahan ++... ya siap-siap buka aplikasi kalkulator di handphone, lalu kalikan saja dengan angka 1,21, ketemu dah angka yang harus dibayar... Semoga bermanfaat. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H