Mohon tunggu...
Ongky Hojanto
Ongky Hojanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembicara Seminar | Book Writer | Public Speaker Trainer | NLP Trainer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidup Adalah Pilihan

30 Oktober 2013   15:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:49 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Nama-nama dari para tokoh yang terkenal yaitu seperti Warren Buffett, Bill & Melinda Gates, George Soros, Walton Family, Ted Turner, Oprah Winfrey yang mengisi dari ke 50 daftar Filantropis AS yang paling dermawan. Warren Buffett, Bill & Melinda Gates, George Soros bahkan mereka merupakan seorang tokoh yang masuk dalam 4 besar berdasarkan dari kategori besarnya sumbangan.

Yang menarik dari para tokoh-tokoh seperti Bernard Osher, Shelby White, Veronica Atkins, Ted & Wanda Stanley mereka memberikan sumbangan yang bila jumlahnya di akumulasikan sejak dari pertama kali mereka menyumbang mungkin memiliki jumlah yang melebihi dari kekayaan mereka yang ada pada saat ini.

Fakta ini memang jelas telah mematahkan asumsi bahwa orang yang kaya adalah orang yang kikir atau pelit. Mereka kadang kikir/pelit yang lebih tepatnya hemat terhadap diri mereka sendiri dengan tidak membeli sebuah barang-barang konsumtif yang tidak bermanfaat, tetapi sebaliknya mereka sangat peduli dengan kegiatan-kegiatan sosial & kemanusiaan.

Hidup memang sebuah pilihan, ada yang membuat pilihan yang tidak adil, ada juga yang membuat pilihan yang cerdas.

Seringkali orang mengatakan:

“Bagi saya uang tidak penting, kesehatan nomor satu”.

“Biar miskin, asalkan keluarga harmonis”.

“Biar miskin, asalkan masuk sorga”.

“Biar miskin, asalkan tidak punya uang”. He..He.. itu mah sama aja.

Anda bisa memilih menjadi miskin seperti Mahatma Gandhi atau Mother Teresa, asalkan itu bisa menginspirasikan banyak orang untuk maju dan menjadi lebih baik.

Saya juga setuju dengan Tung Desem Waringin yang mengatakan tidak ada salahnya kalau Anda memilih untuk hidup miskin asalkan:

1.Menjadi Inspirasi bagi orang lain.

2.Jangan Menikah, karena suami atau istri dan anak-anak Anda merupakan tanggung jawab yang tidak dapat Anda abaikan.

Anda bisa membuat pilihan yang cerdas dengan memilih:

“Saya memilih sehat dan kaya”.

“Saya memilih kaya dan keluarga harmonis”.

“Saya memilih kaya dan menjadi tangan Tuhan atau donator”.

“Saya memilih kaya dan menginspirasikan banyak orang”.

Thomas J. Stanley, Ph.D dalam bukunya Pemikiran Milioner menuliskan berdasarkan survey yang dilakukan selama dua puluh tahun mendapati beberapa fakta sangat mengejutkan yang menjelaskan hubungan antara pernikahan dan kekayaan antara lain:

1.92% milioner di Amerika adalah pasangan yang menikah.

2.Setengah dari mereka telah menikah selama 28 tahun atau lebih.

3.Seperempat dari mereka telah menikah 38 tahun atau lebih.

Ini membuktikan bahwa menjadi kaya dan memiliki keluarga yang harmonis adalah hal yang sangat mungkin.

Orang miskin membuat pilihan pakai “atau”, antara “yang tidak enak” atau “yang lebih tidak enak”.

Tentu saya akan memilih tidak enak daripada yang lebih tidak enak.

Contoh: Lebih baik “miskin tapi sehat” daripada “kaya tapi sakit-sakitan”.

Kata-kata ini seperti saklar otomatis (keras anginnya) di air condition. Misalnya di atur 24°C. Bila suhu 26°C maka secara otomatis anginnya bertambah keras. Begitu suhu sudah 24°C maka angin jadi pelan. Suhu 23°C angin lebih pelan. Suhu jadi 21°C kipas anginnya berhenti, agar suhu jadi 24°C lagi. Demikian juga dalam hidup.

Orang ingin sekali lagi merasa nyaman. Ketika cita-citanya tak sampai supaya dia nyaman tak perlu usaha lebih keras lagi maka dia memutuskan cita-citanya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang membuat dia nyaman.

Misalnya punya cita-cita ingin kaya, punya uang Rp 10 miliar, naik mobil Mercy namun tak sampai. Maka dia menurunkan “Yah lebih baik seperti sekarang (miskin) yang penting keluarga harmonis, daripada kaya tapi keluarga berantakan”.

Mari kita ubah. Orang kaya buat pilihan pakai “dan”, antara “enak” dan “lebih enak”. Karena hidup adalah pilihan maka saya memilih untuk menjadi kaya dan sehat, kaya dan keluarga harmonis, kaya dan menjadi tangan Tuhan, kaya dan menginspirasikan banyak orang.

Action:

1.Buatlah pilihan Anda saat ini mengenai kekayaan, harta dan uang.

2.Pilihlah salah satu dari 50 tokoh tersebut, pelajari jalan hidupnya dan jadikanlah ia sebagai tokoh panutan dan Role Model yang akan Anda teladani.

Contoh:

Saat ini saya memilih untuk menjadi orang kaya yang selalu beramal, cinta terhadap sesama, bermanfaat bagi keluarga, bangsa, negara dan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun