Mohon tunggu...
Ongky Hojanto
Ongky Hojanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembicara Seminar | Book Writer | Public Speaker Trainer | NLP Trainer

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ada Maksud Positif di Balik Setiap Perilaku

5 Februari 2012   00:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Wajah saya mulai memerah dan napas terasa sesak, kemarahan  saya secara spontanits keluar, kemudian Meriel anak saya berusia lima tahun akan menerima dampak kemarahan emosi tersebut, terpaksa harus mendengarkan khotbah saya. Perilaku dia yang menyobek buku cerita yang  susah-susah saya beli diluar negerilah  pemicu emosi marah tersebut keluar.

Setelah 5 menit saya marahi, kemudian seolah-olah didalam pikiran saya muncul sebuah presupposition “  There’s a positive intention behind every behavior (Ada tujuan positif di belakang setiap perilaku), kata-kata yang sering saya ucapakan saat membawakan Training NLP.” Presuppostion adalah cara berpikir orang NLP dimana Richard Bandler dan John Grinder memodel pola pikir para jenius dunia dibidangnya masing-masing sehingga menemukan pola-pola berpikir yang khas,unik dan berbeda dimana perbedaan pola berpikir inilah yang menyebabkan perbedaan hasil yang mereka dapatkan.

Dan  sayapun mulai bertanya kepada Meriel, apa yang menyebabkan ia menyobek buku cerita bersebut. Ia lantas menjawab bahwa Carmen, adiknya yang saya minta ia temani main, menyukai gambar kelinci didalam buku cerita tersebut, sehingga ia menyobek gambar kelinci untuk diberikan kepada Carmen adiknya.

Akhirnya setelah, mengetahui alasan dibalik tindakan Meriel saya jadi mengerti mengapa dia menyobek buku sehingga kemarahan saya  berubah menjadi penyesanan. Lalu saya memberikannya penjelasan kepadanya, dimana penjelasan ini, akan menghasilkan pandangan dan cara bertindak yang berbeda dari yang ia lakukan saat ini, sehingga dikemudian hari apabila Meriel dihadapakan pada situasi yang sama maka ia akan memiliki alternative pilhan bertindak yang baru dan mungkin saja ia akan bertindak dengan cara yang berbeda.

Walaupun disayangkan karena saya sudah mengeluarkan kemarahan tersebut diawal tanpa tahu persis alasan dibalik perilakunya. Dan kemarahan ia pasti tidak akan efektif karena saya tidak mengajarkan cara bertindak yang baru sebagai ganti cara bertindak atau perilakunya saat menanggapi permintaan adiknya.  Teori six second mengatakan bahwa jika seseorang bereaksi dibawah 6 detik, maka biasanya ia tidak berpikir dan langsung bertindak dimana terkadang tidankan tersebut berakibat fatal.

Belajar dari pengalaman tersebut maka sangatlah baik dalam menghadapai sesuatu kita selalu berbaik sangka terlebih dahulu. Berbaik sangka ini penting karena setiap perilaku dan tindakan setiap orang, walaupun menurut kita salah atau keliru, tetapi pasti ada alasan yang positif dibalik perilaku tersebut. Alasan yang positif ini dilakukan dengan cara yang salah, maka hasilnya tetap akan tidak efektif. Saya tidak membenarkan tindakan yang keliru, atau anda tidak perlu setuju apalagi mendukung sebuah tindakan yang melanggar hukum, norma agama dan nilai-nilai sosial, tetapi anda cukup saja mengerti mengapa ia berperilaku demikian.

Dengan mengerti alasan dibalik perilaku seseorang maka, anda bisa mengarahkan ia menggunkan sudut pandangnya untuk memilih alternative tindakan lain dikemudian hari. Kembali ke contoh diatas, setelah mengerti alasan Meriel menyobek buku, maka saya akan memberikan pengertian mengapa penting untuk menjaga buku tetap utuh serta bertanya  jika nantinya Carmen meminta hal yang sama apa yang harus ia lakukan?

Saya bertanya dan Meriel yang harus memberikan kepada saya alternative tindakan  yang baru dan bukannya saya yang memberikan kepadanya alternative tindakan yang baru. Alternatif tindakan ini harus keluar dari mulutnya, buah dari pemikirannya dan solusi yang dia pikirkan sendiri, karena menuru saya baik, belum tentu menurut ia baik.

Setelah Meriel mengatakan : “Pa, kalau nanti Carmen minta gambar yang ada dibuku, saya akan berikan boneka.” Maka saya telah berhasil membuat ia memiliki pilihan bertindak yang baru. Ingatlah untuk selalu berbaik sangka diawal sebelum kita menarik sebuat kesimpulan apalagi sampai melakukan Judgment tanpa mengetahui alasan persis dibalik tindakan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun