Mohon tunggu...
Ongky Hojanto
Ongky Hojanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembicara Seminar | Book Writer | Public Speaker Trainer | NLP Trainer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Asal Mula Datangnya Keyakinan Dan Nilai-Nilai

25 April 2014   20:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:12 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keyakinan dan nilai-nilai mulai berkembang bersamaan dengan proses kita memahami dunia. Berikut faktor berkembangnya keyakinan dan nilai-nilai menurut Steve Bavister dan Amanda Vickers dalam NLP Books, yaitu :

·Budaya atau Kultur Tempat kita Berkembang

Keluarga adalah peran yang paling pertama membentuk keyakinan dan nilai-nilai yang akan dianut anak. Sebagai ilustrasi, banyak anak yang menganut agamanya sama dengan orang tua.

·Pengalaman Yang Tertanam Dalam Otak

Usia 0-7 tahun adalah tahap pencetakan, pengalaman-pengalaman sering tertanam dalam-dalam di otak yang bisa menghasilkan keyakinan yang membatasi.

·Umpan Balik Dari Orang Lain

Kebanyakan orang tua sering melarang anaknya dalam segala hal karena kekhawatiran orang tua yang berlebihan dan lebih sering membahas kegagalan anak daripada keberhasilan. Akibat dari itu semua terbentuk mindset yang negatif.

·Modelling Tanpa Sengaja

Ketika anak tumbuh menjadi remaja, kebanyakan remaja meniru perilaku dan hal-hal yang disukai oleh idolanya.

·Kelompok Sekitar Yang Dekat

Bersosialisasi adalah hal penting. Sebagai ilustrasi, mengikuti Seminar NLP atau Training NLP banyak orang yang ditemui dengan keyakinan yang berbeda-beda. Kita mencoba menyesuaikan diri dan mencoba mencocokkan keyakinan mereka yang kita anggap cocok dengan kita.

·Pengalaman Yang Berulang-Ulang

Berulang-ulang kita berpikir tentang sesuatu atau terekspossesuatu itu maka kita akan meyakini sesuatu itu kredibel bahkan kita menganggapnya sebagai keyakinan.

·Pengalaman Referensial

Terkadang butuh satu kejadian dalam seumur hidup kita untuk meyakini sesuatu demi kebaikan atau sebaliknya.

·Role Models

Mengambil keyakinan dan nilai-nilai dari orang yang kita segani tanpa berpikir panjang dan tidak memikirkan baik-tidaknya untuk kita.

·Budaya Terorganisasikan

Kita tidak dapat mengembangkan keyakinan dan nilai-nilai jika hal itu sudah ada terbentuk dari dahulu.

·Media

Media elektronik maupun media cetak dapat mempengaruhi keyakinan dan nilai-nilai yang kita bentuk atau yang akan kita bentuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun