..."bangun mas.."
.."iya,. siapa..
"keluar mas.."
..iya..."astaga. "kau kah malaikat?"..
"hehe bukan mas.. saya hanya pembawa
hujan".
.."oh ya??.. kebetulan sekali aku sedang
menunggu hujan, bisakah kau membaginya
sedikit untukku?".
"..tentu mas hujan pertama di awal musim ini
untukmu mas".
"benarkah itu???.. karena aku sangat
merindukan aroma tanah sehabis hujan.
bisakah aku memintamu untuk hujan sebelum
habis september?.
"tentu saja, mas."
.."baiklah, jadi.. selagi kau disini, dimana kau
titipkan hujanmu?".
"hehehe"..
.."kenapa hehehe"
"lucu mas, kenapa bertanya dimana hujanku,
kenapa tidak ditanya siapakah sebenarnya aku,
rumahku, umurku, pin bbmku?"..
.. "ahh tidak, masa iya aku kepo sama
malaikat.. tidak penting asalkan kau memberiku
hujan."..
"besok saya akan menaburkan hujan disini
mas.. tapi sebelum itu maukah mas
menghitamkan langitnya?"
..."pertanyaan bodoh..
Tentu saja, aku mau, aku sangat mau, aku akan
menghitamkan dimanapun langit dan kau akan
menaburinya hujan. demi hujan, mulai sekarang
aku akan menjadi Penghitam Langit, sesekali
kujadikan kelam untuk menyenangkanmu.
"Deal mas, maukah mas ongki menjadi seperti
malaikat sepertiku? dan sesekali kita akan
membuat badai, menikmatinya bersama dari
atas awan mas,
...tidak.. karena aku tidak begitu akur dengan
Tuhan, bos besarmu.. dan tolong sampaikan
terimakasihku untuk hadiah ulang tahun
dariNya sore tadi, sampaikan lain kali jangan
sesakit ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H