Pendidikan dan Adab
Indonesia adalah negeri para pengisah. Kita bisa menelusuri jejak-jejak para pengisah dengan memberi penghormatan atas warisan dan titipan pengharapan. Pengisah Indonesia dengan suguhan lagu-lagu bocah dan gairah pendidikan adalah Soerjono alias Pak Kasur (1912-1992). Anak anak di Indonesia mungkin masih fasih melantunkan lagu "kebunku", "dua mata saya", "naik delman", "bangun tidur".
Lagu-lagu itu mengisahkan Lakon (pendidikan) bocah di Indonesia. Mereka adalah pemilik sah Indonesia dalam gemilang pengharapan. Lagu menjadi representasi atas konstruksi identitas dan hasrat belajar rentang kehidupan.
Pak Kasur adalah sosok legendaris di Indonesia. Ratusan lagu telah di cipta demi mengantarkan imajinasi-imajinasi edukatif dan keindonesiaan ke dunia bocah. Ikhtiar ini di tekuni sebagai misi kultural. Pak kasur mafhun bahwa dunia bocah memiliki narasi unik dan fantastis. Lagu-lagu bakal pemberi kemerdekaan dan emansipasi untuk mengenali dunia. Lagu juga bisa jadi rujukan pembelajaran tentang Tuhan, alam, diri, keluarga, Indonesia.
Persembahan lagu lagu bocah adalah ejewantah pengabdian tanpa pamrih-pamrih pragmatis.
Gairah edukatif Pak Kasur dalam gubahan lagu juga di ingat oleh Bu Kasur, Pak Kasur mengarang lagu tanpa mengenal tempat. Di mana saja inspirasi turun, di kamar tidur, di perjalanan, bahkan bila ia sedang di kamar mandi. Agar inspirasinya itu tertulis dengan baik, maka saya sediakan pensil dan kertas di mana-mana. Maka, lahirlah ratusan lagu untuk anak-anak." Kesaksian ibu Kasur adalah ajakan bagi kita menghormati sosok Pak Kasur.
#Basis, seni melawan lupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H