Untuk kesekian kalinya hujan ini begitu lebatAirnya tak hanya berkah namun sampai pada musibah
Anak anak kecil berlarian telanjang bulat
Ibu ibu muda was was dengan segala penyakit
musibah asmara kembali mengakar di dada lelaki ini
Lelaki yang berhari - hari menyimpan pilu
Apakah wanita itu masih menunggu
Dan berani berikrar, mencoba menaham hati  kala sepi
Saat siang akang bertengkar dengan malam
Para Pujangga  menyebutnya senja
Lelaki yang berani menjatuhkan hatinya
Kemungkinan ia jatuh cinta pada kelam
Kau dahulu perna merasakan begitu indahnya purnama
Tak mampu memalingkan kisah - kisah lama
Membongkar tabir itu, kelak akan membawa kau pada muara
Ku tanya sekali lagi masihkah kau menungguku
nona, ********* lihatlah sembilan bintang itu
Ku rahasiakan dalam sajak sajakku
Ku tahu sedikit alamia wanita, Wanita itu hakikatnya menunggu
Sebab itu harus mampu menepiskan ragu
Percayalah nona aku mengagumimu,
Saat terakhir ku tatap matamu
Dan nampak jelas sebuah pertanyaan kepastian
Kalau kau baca ini, nantikan aku sanubarimu
Nona ingin ku cerita satu hal padamu
Aku jatuh cinta padamu saat pertama bertemu
hanya saja nona saya tak pandai bersuara
Hingga harus ku relakan lautan memisahkan kita
Nona maaf keberanian ku belum sempurna
Cuma ini saja.
Gubahan: GM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H