Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tekan Biaya Pakan Rendah, Tim OVOC Ayam Petelur Bekerjasama dengan Tim OVOC Maggot Beri Pendampingan Pembuatan Pakan Alternatif

16 Desember 2023   18:30 Diperbarui: 16 Desember 2023   18:55 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembuatan pakan ayam dari maggot/Dokpri

Dalam menambah pengetahuan, pengalaman, dan mencapai tujuan utama yakni menghemat biaya pakan, Tim OVOC Ayam Petelur bekerjasama dengan Tim OVOC Murung Ilung melakukan pendampingan "Pembuatan Pakan Alternatif dengan Budidaya Maggot". Pelatihan ini dilaksanakan Rabu, (22/11/23) dengan dihadiri oleh pokja bidang peternakan yang terdiri dari ustad, santri vokasi dan alumni pengabdian atau yang biasa disebut anak kandang. Bertempat di kandang ayam petelur Pesantren Nurul Muhibbin Halong.

Besarnya biaya produksi pakan membuat unit usaha pesantren kewalahan sehingga mahasiswa IPB membantu dengan budidaya maggot. Maggot merupakan salah satu jenis serangga BSF (Black Soldier Fly) yang larvanya bagus untuk pakan alternatif ternak karena mengandung nutrisi yang tinggi seperti protein, asam amino, lemak, dan mineral.

Penyampaian materi/Dokpri
Penyampaian materi/Dokpri

Dalam pendampingan ini, Tim Murung Ilung memberikan teori dan praktik mengenai manfaat maggot, siklus hidup maggot, dan teknik budidaya maggot. Maggot memiliki siklus hidup pendek yakni 44 hari, dimulai dari telur maggot. Telur akan menetas dalam waktu satu minggu kemudian akan menjadi larva atau baby maggot. Maggot dikembangkan di biopond selama 14 hari dan diberi pakan sampah organik. Selanjutnya maggot akan memasuki fase prepupa. Selama 14 hari maggot tidak makan untuk menjadi pupa. Setelah memasuki fase pupa, maggot memerlukan waktu 9 hari untuk menjadi lalat BSF yang melakukan perkawinan dan bertelur. Dalam siklus yang singkat, setiap fase metamorfosisnya dapat dimanfaatkan. "Dari telur, larva, sampai kasgot (kotoran bekas maggot) dapat menghasilkan cuan" ujar Sisca selaku Tim OVOC Murung Ilung.

Namun, keterbatasan SDM dan tempat budidaya, unit usaha pesantren mulai budidaya dari fase telur hingga fase pre-pupa. Telur diperoleh dengan membelinya pada usaha budidaya maggot dan rencananya mahasiswa IPB akan membantu menjalin kerjasama antara pesantren dengan Desa Murung Ilung. Dan harapan kami pokja peternakan selalu antusias dalam budidaya maggot ini demi keberhasilan usaha peternakan pesantren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun