Bambu merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah dan telah lama dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, belum banyak yang menyadari potensi besar yang tersimpan di balik keberadaan bambu terutama dalam hal ekowisata. Dalam upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan bambu secara berkelanjutan dengan pengenalan ekowisata bambu yang dilakukan oleh Tim OVOC IPB.
Tim OVOC IPB Desa Balida komoditas bambu berhasil melaksanakan program pendampingan terhadap anak sekolah dasar di SDN 1 Balida, Kec Paringin, Kab Balangan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jum'at, 29 September 2023. Tim yang beranggotakan Agung Nugroho, Nada Medistira K, dan Diva Nurfitrianti A melaksanakan program pendampingan yang berjudul "Pengenalan Ekowisata Bambu dan Penerapannya". Program ini merupakan sebuah solusi untuk meningkatkan pengetahuan dan kreativitas anak-anak SDN 1 Balida dalam memanfaatkan komoditas bambu yang terdapat di Pasar Budaya Racah Mampulang.
Tim OVOC IPB bersama Kepala Sekolah SDN 1 Balida beserta jajarannya saling bekerjasama dalam melaksanakan program pelatihan pengenalan ekowisata komoditas unggulan di Desa Balida. Menurut keterangan dari Fajeri Rakhman selaku Kepala Sekolah SDN 1 Balida, pengembangan potensi desa di bidang pariwisata sudah dimulai sejak tahun 2019, Desa Balida sendiri berfokus kepada wisata budaya dengan menampilkan berbagai kesenian di setiap event yang diselenggarakan.
"Desa Balida memiliki bibit muda yang banyak dan harus dikembangkan, karena dalam generasi zilenial ini kontribusi yang besar itu terdapat dari anak mudanya sendiri" tutur salah satu guru.
Selain itu, anak usia dini memiliki keinginan besar untuk terus berlatih membuat kerajinan dari bambu yang merupakan potensi komoditas unggulan Desa Balida. Para guru SDN 1 Balida pun memiliki keinginan yang besar untuk menjadikan Desa Balida menjadi Desa Wisata sekaligus eduwisata dalam pengolahan bambu yang dikenal oleh banyak wisatawan yang berkunjung.
Dari informasi yang kita peroleh bahwasannya anak muda di Desa Balida memiliki minat dan bakat dalam meningkatkan keterampilannya sehingga, dapat menjaga regenerasi dalam potensi yang ada. Antusias dan keaktifan siswa/i kelas 6 sangat mendukung berjalannya kegiatan yang dilaksanakan. Serta, membuktikan bahwa benar adanya anak muda di Desa Balida sangat memiliki minat yang tinggi dalam mengembangkan eduwisata di desanya.
Tim OVOC Ekowisata Bambu juga mengadakan praktek pembuatan kipas dari bambu dan Kain Sasirangan. Dijelaskan bahwa bahan yang digunakan berasal dari lokasi tempat mereka tinggal. Bambu berasal dari Kebun Bambu Desa Balida yakni komoditas unggul dan Kain Sasirangan merupakan ciri khas Kalimantan Selatan. Hal tersebut dilakukan bersama sekaligus dilakukan penulisan kesan dan pesan selama kegiatan berlangsung.
Setelah sesi praktek dan kesan pesan, wali kelas menyampaikan harapannya terkait terjaganya regenerasi anak yang sadar akan wisata dan potensi yang ada . Semoga masyarakat khususnya anak-anak di desa kedepannya dapat lebih mempertahankan kreativitasnya dan peningkatan keterampilan dalam membuat kerajinan semakin ditekuni.Â