Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

One Village One CEO Dampingi Warga Praktek Pembangunan Gazebo dan Kerajinan Tangan Bambu di Desa Balida

13 Desember 2023   17:22 Diperbarui: 15 Desember 2023   09:09 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim OVOC IPB Desa Balida melanjutkan program pengembangan komoditas bambu dengan melaksanakan pelatihan praktis bagi masyarakat Desa Balida, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober hingga 2 November 2023 di Pasar Budaya Racah Mampulang. Anggota tim, Agung Nugroho, Nada Medistira K, dan Diva Nurfitrianti A, membawakan program pendampingan yang berjudul "Pendampingan dan Transfer Teknologi Komoditas Ekowisata Bambu dan Pemanfaatan Bambu sebagai Bangunan Gazebo."

Kerjasama antara IPB University dan PT Adaro Indonesia turut mendukung program pendampingan ini, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Balida dalam pengelolaan bambu sebagai komoditas unggulan. Peserta melibatkan lembaga desa, pengrajin bambu, kelompok ekoriparian, dan pokdarwis sebagai pengelola wisata. Program ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan sebelumnya pada bulan September 2023.

Proses pendampingan pembuatan kerajinan tangan dari bambu
Proses pendampingan pembuatan kerajinan tangan dari bambu

Menurut Hikmatullah, narasumber dan tenaga ahli dari Yayasan Bambu Indonesia (YBI), potensi pengelolaan bambu di Desa Balida memiliki keunggulan yang dapat dikembangkan. Ia melihat Desa Balida sebagai calon pusat industri pengolahan bambu di Kalimantan Selatan. Hikmatullah berpendapat, "Hal ini patut untuk dikembangkan dan dipadukan dengan wisata yang ada di Desa Balida menjadi sentra pengembangan bambu sekaligus eduwisata berbasis bambu."

Pendampingan kedua mengenai komoditas bambu ini difokuskan pada penerapan bangunan konstruksi bambu sebagai objek wisata baru di Desa Balida. Tim, bersama Hikmatullah dan Haris, memilih tema "Pembuatan Gazebo dari Bambu" sebagai langkah awal menuju pengembangan tersebut. Proses pembangunan gazebo bambu dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari pemilihan bambu, pembersihan bambu, pembuatan kuda-kuda (rangka), pembuatan alas, hingga pemasangan atap. Pada hari keempat, pendampingan lebih berfokus pada ibu-ibu PKK yang antusias untuk membuat kerajinan tangan dari bambu, khususnya keranjang yang dapat digunakan sebagai kemasan botol minuman ramah lingkungan.

Pembuatan gazebo
Pembuatan gazebo

Haris menegaskan, "Pada masa sekarang, kegiatan pariwisata sudah meninggalkan kemasan yang tidak ramah lingkungan, yaitu plastik. Maka kemasan dari bambu dapat memiliki nilai plus tersendiri." Pendampingan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan ekowisata berbasis bambu di Desa Balida dan mendorong penggunaan bahan ramah lingkungan.

Foto bersama 
Foto bersama 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun