Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dukung Pengembangan Ayam KUB, Tim OVOC IPB University Beri Pendampingan Pembuatan Pakan Alternatif Berbasis Sumber Daya Lokal

11 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 11 Desember 2023   10:05 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi penyampaian materi dan diskusi (Dokpri)

Tabalong, 2 Nov 2023 - Tim One Village One CEO (OVOC) IPB University melaksanakan kegiatan pendampingan dan transfer teknologi di Desa Masingai II, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program MBKM Sociopreneur One Village One CEO IPB, yang merupakan kerjasama antara IPB University dan PT Adaro Indonesia melalui skema Program Matching Fund Kedaireka.

Kegiatan yang dilaksanakan bertemakan "Pembuatan Pakan Alternatif Berbasis Sumber Daya Lokal," kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 25 peserta, termasuk perwakilan PT Adaro Indonesia, perangkat desa, kepala Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan masyarakat Desa Masingai II. Lokasi kegiatan berlangsung di kediaman Bapak Ponirin, Ketua RT 10, Desa Masingai II.

Sesi penyampaian materi dan diskusi (Dokpri)
Sesi penyampaian materi dan diskusi (Dokpri)

Tim OVOC IPB bekerja sama dengan Arif Rahman Hakim, seorang pelaku usaha ternak ayam KUB, memberikan pendampingan dalam pengembangan komoditas ayam KUB. Arif menyampaikan bahwa sebagian besar biaya produksi usaha budidaya ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Berkualitas) adalah untuk pakan, mencapai 60-70% dari total biaya. Oleh karena itu, inovasi dalam pembuatan pakan alternatif sangat penting untuk menekan biaya produksi.

"Pendampingan ini fokus pada optimalisasi penggunaan sumber daya lokal atau bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan untuk pembuatan pakan fermentasi. Peternak diberi materi mengenai sumber bahan pakan, cara pembuatan pakan, serta pengaplikasian pakan ke ternak" ucap Arif Rahman Hakim.

Para peternak berkesempatan melakukan praktik langsung pembuatan pakan alternatif menggunakan bahan-bahan seperti serat pohon rumbia, kulit kedelai, ampas tahu, dedak, pakan ayam pabrikan, molase, EM4 Peternakan, dan air. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga merata, kemudian dimasukkan ke dalam trash bag dan diikat kuat untuk memulai proses fermentasi. Pakan yang dihasilkan dapat diberikan kepada ayam setelah mengalami fermentasi selama 24 jam, dengan target ayam berusia minimal 3 minggu.

Foto bersama (Dokpri)
Foto bersama (Dokpri)

Harapannya, melalui kegiatan pendampingan dan transfer teknologi ini, peternak dapat menekan biaya produksi pakan sehingga dapat meningkatkan keuntungan mereka. Selain itu, diharapkan juga dapat meningkatkan perkembangan usaha peternakan ayam KUB yang dapat berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan telur dan daging ayam di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun