Pada tanggal 5 Oktober, tim One Village One CEO (OVOC) mengadakan pendampingan tentang pembuatan pupuk organik cair dari limbah organik dengan tujuan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya anggota Karang Taruna Bimanja. Kegiatan ini bertujuan membantu masyarakat Desa Lasung Batu untuk memproduksi pupuk secara mandiri dan mengajarkan cara pengaplikasinya di lahan pertanian mereka.
Pupuk organik cair menjadi solusi ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pendampingan ini merupakan upaya nyata dalam mendukung praktik pertanian berkelanjutan, memberikan manfaat bagi tanaman dan lingkungan sekitarnya. Pupuk organik cair dapat diproduksi menggunakan limbah organik seperti sisa-sisa sayuran dan kulit buah. Dengan memanfaatkan limbah organik, masyarakat tidak hanya mengurangi sampah organik di tempat pembuangan sampah, tetapi juga menghasilkan pupuk yang bermanfaat.
Masyarakat diajarkan langkah-langkah pengolahan limbah organik menjadi pupuk cair berkualitas, melibatkan proses fermentasi dan pengomposan bahan-bahan organik. Pupuk organik cair memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan kesuburan tanah, menjaga kelembaban tanah, dan mengurangi erosi. Peserta juga diajarkan cara aplikasi yang benar di lahan pertanian, termasuk dosis, waktu aplikasi, dan teknik penyemprotan.
Harapan dari pendamping ini adalah agar masyarakat, khususnya anggota Karang Taruna Bimanja, dapat memanfaatkan pembuatan pupuk organik cair secara mandiri. Mereka diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang kurang ramah lingkungan dan beralih ke pupuk organik cair yang lebih alami dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan hasil panen dan produktivitas pertanian mereka.
Selain manfaat bagi pertanian lokal, penggunaan pupuk organik cair juga berdampak positif pada ekosistem lokal. Peningkatan kesuburan tanah mendukung pertumbuhan tanaman dan memberikan sumber pakan bagi lebah kelulut, yang memiliki peran penting sebagai polinator dan produsen madu. Dengan lingkungan yang lebih subur, produktivitas lebah kelulut juga diharapkan meningkat, memberikan potensi untuk menghasilkan lebih banyak madu organik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H