Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

OVOC Gandeng PT Biomagg Internasional untuk Mengadakan Pendampingan Budidaya

2 Desember 2023   19:14 Diperbarui: 2 Desember 2023   20:51 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Murung Ilung (19/09) -- Para peserta program MBKM Sociopreneur One Village One CEO (OVOC) melaksanakan kegiatan Pendampingan dan Transfer Teknologi tahap pertama Pengembangan Komoditas Maggot di Kantor Desa Murung Ilung, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Dalam pertemuan ini, fokus utama adalah pembahasan terkait pengolahan sampah organik yang memiliki nilai ekonomi melalui budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly). Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Balangan, Camat Kecamatan Paringin, Kepala Desa Murung Ilung, perwakilan CSR Balangan Coal Companies, dan kelompok pengelola maggot Desa Murung Ilung.

Dalam sambutannya, Pak Luthfi, mewakili CSR Balangan Coal Companies, menyatakan harapannya agar budidaya maggot yang sudah berjalan di Desa Murung Ilung dapat terus berkembang dan berinovasi menghasilkan produk-produk baru melalui kerjasama program One Village One CEO (OVOC) IPB.

Pendampingan tahap kedua melibatkan praktisi dari PT Biomagg Sinergi Internasional, Raflie Yushan Rumain, S.Pi., sebagai narasumber. Bapak Raflie menjelaskan asal-usul maggot, keunggulan-keunggulan maggot, siklus hidup, serta teknik budidaya maggot.

Raflie Yushan menjelaskan, "100% sampah makanan dapat lebih cepat terolah dengan Maggot BSF (14 hari). BSF juga bukanlah hama dan tidak membawa penyakit, melainkan sangat ramah terhadap manusia dan tidak menggigit." Sumber sampah organik  mayoritas berasal dari rumah tangga, pasar tradisional, hotel, restoran, industri makanan, dan rumah sakit. Budidaya maggot diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengelola sampah organik di Desa Murung Ilung.

Bapak Raflie Yushan juga menjelaskan siklus hidup maggot, dimulai dari telur, mini larva, larva, pupa, hingga menjadi lalat dewasa. Waktu siklus tergantung pada kondisi lingkungan dan media pakan yang diberikan. Meskipun demikian, budidaya maggot di Desa Murung Ilung masih terbatas pada penjualan telur maggot dan kasgot. 

Maggot BSF memiliki potensi menghasilkan berbagai produk turunan seperti pakan ikan, pupuk organik, minyak maggot, dan lainnya. Program OVOC diharapkan dapat membawa inovasi baru dan menghasilkan produk dengan nilai tambah yang dapat diperdagangkan di pasar. Selain itu, pengembangan budidaya maggot diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Desa Murung Ilung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun