Desa Pangelak (29/9) - Peserta program MBKM Sociopreneur One Village One CEO (OVOC) melaksanakan kegiatan Pendampingan dan Transfer Teknologi Pengembangan Komoditas Padi Sawah tahap kedua di Kantor Desa Pangelak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Pada pertemuan ini dibahas mengenai manajemen air pada lahan sawah, pengenalan padi varietas IPB 3S, dan teknologi IPB Prima. Kegiatan ini dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), perwakilan CSR program section PT. Adaro Indonesia, BUMDes, Ketua BPD, dan para petani Desa Pangelak, Desa Kinarum, dan Desa Kaong.
"Kombinasi antara kearifan lokal Desa Pangelak dan inovasi-inovasi dari program OVOC IPB melalui para mahasiswa akan mewujudkan sesuatu yang baik bagi Desa Pangelak ini, terutama untuk pengembangan komoditas Padi" tutur Pak Dwi dalam sambutannya mewakili CSR PT. Adaro Indonesia.
Pendampingan tahap kedua ini menghadirkan dosen ahli dari Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University, Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi. sebagai narasumber. Bapak Junaedi menjelaskan terkait dengan teknik pengairan khususnya di lahan sawah tadah hujan, keunggulan-keunggulan padi varietas IPB 3S, dan konsep dari teknologi IPB Prima.
"Varietas padi IPB 3S merupakan salah satu varietas unggulan IPB. Varietas padi ini tahan terhadap penyakit tungro, blas, dan hawar daun, tahan rebah dengan tingkat kerontokan sedang, dan dapat tumbuh baik pada lahan tadah hujan 0-600 mdpl" ucap Pak Ahmad Junaedi. Deskripsi padi varietas IPB 3S tersebut dinilai cocok untuk dibudidayakan di lahan Desa Pangelak yang memiliki produktivitas relatif rendah. Varietas padi IPB 3S ini diharapkan mampu mendongkrak peningkatan produktivitas padi di Desa Pangelak karena mempunyai potensi produksi hingga 11,23 ton/ha GKG.
Bapak Ahmad Junaedi juga melakukan observasi langsung ke lahan sawah milik petani Desa Pangelak. Beberapa hal yang dilihat adalah kondisi lahan, sistem pengairan, dan teknik penanaman yang digunakan. Beberapa kendala yang dialami petani adalah tentang pengairan, yang mana para petani menggunakan sistem tadah hujan namun saat ini sedang mengalami musim kemarau berlebihan sehingga di bulan september ini belum ada hujan yang menjadi harapan petani untuk mengairi lahan sawah. Irigasi yang berada di Desa Pangelak masih dalam proses pembangunan sehingga masyarakat masih mencari solusi sementara sembari menunggu pembangunan irigasi persawahan selesai dibangun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H