Peserta One Village One CEO (OVOC) berkesempatan melakukan kunjungan industri ke PT. Biomagg Sinergi Internasional yang merupakan startup bisnis yang berfokus pada pengembangan teknologi biokonversi budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly) untuk mengolah sampah organik menjadi sumber protein terbarukan (2/9). Pelaksanaan kunjungan industri diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan juga gambaran terhadap budidaya maggot mulai dari pemeliharaan hingga tahap pemasaran yang dapat diimplementasikan saat field project program MBKM Sociopreneur OVOC pendampingan CSR PT. Adaro Indonesia di Desa Murung Ilung, Kalimantan Selatan.
Maggot BSF (Black Soldier Fly) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam (Hermetia illucens L.) dan merupakan siklus pertama (larva) Black Soldier Fly yang nantinya bermetamorfosa menjadi lalat dewasa. Fase metamorfosis maggot BSF dimulai dari telur, larva, pre pupa, pupa, dan lalat dewasa (imago) dengan waktu pertumbuhan sekitar  42 hari. Maggot dapat dijadikan sebagai pengganti pakan ternak yang sudah terkenal dikalangan peternak ikan, ayam, bahkan burung.
"Dalam budidaya maggot, diperlukan indukan lalat BSF yang bisa dibeli di pasar maupun marketplace online dalam bentuk telur. Telur BSF kemudian ditetaskan pada media hatchery dengan pemberian media pakan yang sifatnya lembut dan mudah ditembus oleh maggot kecil, seperti buah-buahan, ampas tahu, atau ampas kelapa. Anakan maggot akan hidup dalam wadah hatchery selama 5 s/d 7 hari, dihitung setelah telur menetas. Setelah ukuran mencapai ukuran 3-4cm, maka maggot sudah siap untuk dipindah ke dalam reactor/biopon. Reaktor, atau biopond, adalah tempat larva maggot akan menghabiskan sampah organik" jelas Farhan Abdussalam, salah satu pengelola PT. Biomagg Sinergi Internasional
Menurut pengalamannya, sampah organik yang dapat diolah memiliki karakteristik tertentu yaitu tidak terlalu hancur, tidak lunak seperti bubur, karena akan menyulitkan maggot untuk bergerak dan bernafas dalam media. Kesalahan ini cukup umum di kalangan peternak maggot dalam memberikan pakan yang terlalu halus. Maggot juga sensitif terhadap suhu terutama jika lebih dingin dari 24 derajat celcius, sehingga kemampuan maggot untuk makan akan berkurang, dan apabila lebih panas dari 34 derajat celcius, maggot akan terus berjalan berusaha mencari tempat yang lebih sejuk.
Adapun produk berbasis maggot yang berhasil dikembangkan oleh PT. Biomagg Sinergi Internasional adalah produk pakan ikan (Maggfeed) dan juga pupuk kompos yang telah teruji sangat efektif untuk pertanian. Produk hasil pengembangan budidaya maggot tersebut dapat meningkatkan nilai tambah dari maggot itu sendiri sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H