Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Menyelisik Permasalahan Pertanian Jahe Merah di Kecamatan Pule bersama Tim OVOC Trenggalek

12 Oktober 2022   20:37 Diperbarui: 12 Oktober 2022   20:37 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecamatan Pule merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Daerah ini tergolong dataran tinggi karena letaknya di ketinggian 700 mdpl. Curah hujan di Pule mencapai rata-rata 23,52 mm/hari dengan suhu berkisar antara 15-33C. Dengan kondisi demikian, banyak komoditas pertanian yang dibudidayakan seperti padi, palawija, alpukat, durian, pinus, dan jahe merah. Namun, petani kerap menuai hasil panen yang belum maksimal yang mengakibatkan turunnya pendapatan hingga kerugian.

Jumat, 30 September 2022, tim 1 Trenggalek melakukan survei permasalahan budi daya dengan mengunjungi lahan jahe merah milik beberapa petani pemasok BUMDesma Sari Bumi. Pertama, lahan milik Bapak Tardi yang terletak di Desa Pule dengan luas 0,27 Ha. Dengan pola tanam tumpangsari, tidak hanya ditemui jahe merah, namun juga terdapat tanaman jagung. Lahan hanya diberikan pupuk kandang dengan sistem pengairan tergantung hujan. 

Adapun permasalahan utama yang ditemui, yaitu perbandingan input output yang tidak maksimal, yaitu 1:2. Hal ini diperkuat dengan penampakan rimpang jahe merah yang kecil. "Kami tanam 400 kg bibit dari BUMDesma dan kirim 900 kg bulan lalu." Jelas Bapak Tardi. Selain itu, beliau mengaku di lahannya tidak ditemukan penyakit ataupun hama, sehingga tidak digunakan obat-obatan pertanian.  

Serupa dengan permasalahan lahan pertama milik Bapak Tardi, terdapat lahan kedua dimiliki oleh Bapak Jito yang terletak di Desa Jombok. Keduanya merupakan pemasok jahe merah untuk pengolahan simplisia BUMDesma. Meskipun hasil panen yang didapat sama-sama tidak maksimal, Bapak Jito mengatakan bahwa salah satu penyebabnya berasal dari bibit BUMDesma yang tidak cocok ditanam di tanah dataran Kecamatan Pule. Diketahui bahwa bibit yang dimiliki BUMDesma berasal dari daerah Simalungun, Sumatera Utara. "Kami dulu semangat saat diimingi perbandingan hasil panen 1:10, tapi kenyatannya sangat rendah." Keluh Bapak Jito. 

Kegiatan survei lahan ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi para petani jahe merah. Permasalahan tersebut akan berpengaruh  terhadap perekenomian petani jahe merah Kecamatan Pule. Kualitas dan kuantitas jahe merah yang baik akan mendorong produktivitas simplisia di BUMDesma Sari Bumi serta meningkatkan daya jual di pasar. Dengan permasalahan itu juga, Tim Trenggalek 1 tertarik untuk merancang program pelatihan dan pendampingan petani jahe merah guna mencapai hasil maksimal dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun