Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peserta OVOC 2022 Menggelar FGD dan Observasi di Desa Rawa Mekar Jaya, Kabupaten Siak

18 September 2022   18:32 Diperbarui: 18 September 2022   18:45 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim One Village One CEO (OVOC) dengan pihak Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar acara Focus Group Discussion (FGD). 

Pada kegiatan ini, terdapat 20 peserta OVOC 2022 yang tersebar di 5 desa di Kabupaten Siak, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Adapun kelima desa tersebut adalah Desa Rawa Mekar Jaya, Desa Penyengat, Desa Busur, Desa Kayu Ara Permai dan Desa Mengkapan.

Acara ini berlangsung di Gedung Sorga Desa Kayu Ara Permai. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan program One Village One CEO kepada masyarakat, BUMDES dan UMKM serta untuk mengetahui potensi dan permasalahan dalam mengembangkan komoditas di setiap desa.

Setelah memperkenalkan program One Village One CEO dilanjutkan dengan diskusi antar desa. Peserta yang melakukan kegiatan One Village One CEO di Desa Rawa Mekar Jaya berdiskusi dengan Bapak Samsul (pendamping peserta OVOC).

"Komoditas yang sedang berkembang di Desa Rawa Mekar Jaya (RMJ) meliputi sagu, nanas, madu sialang dan mangrove. Dari semua komoditas tersebut, madu sialang salah satu komoditas yang sangat berpotensi di Desa RMJ. Namun, komoditas tersebut belum ada kemasan dan label yang dapat dipasarkan" Ucap Samsul.  

"Dahulu, mangrove di Desa Rawa Mekar Jaya (RMJ) dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata mangrove, namun sekarang dianggap sudah mati suri (tidak berjalan) diakibatkan adanya Pandemi COVID-19. Selain itu, permasalahan pada pengembangan komoditas sagu dan nanas yaitu belum adanya pengembangan produk turunan yang dapat bersaing di pasaran" tandasnya.

Pada minggu pertama, peserta One Village One CEO mengunjungi Kepala Desa, Ketua ibu-ibu kelompok UMKM, serta Ketua BUMDES untuk berdiskusi mengenai potensi dan permasalahan terkait komoditas, mengetahui bentuk kerja sama yang diberikan kepada masyarakat dan UMKM Desa Rawa Mekar Jaya. 

"BUMDES di Desa RMJ hanya bisa melakukan simpan pinjam, menjual alat dan bahan pertanian serta membantu memasarkan produk hasil tani" ujar Ketua BUMDES. 

Selain itu, peserta juga melakukan kunjungan ke lahan sagu terbesar di Desa Rawa Mekar Jaya, sekitar 4 ha. Salah satu ciri sagu siap panen adalah kondisi batangnya sudah melebihi 4 meter, dengan umur panen 8 hingga 10 tahun, Saat ini, budidaya komoditas sagu mengalami penurunan minat dikarenakan masyarakat lebih memilih mengembangankan komoditas sawit yang lebih menjanjjikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun