Engsel pintu bangsal berderak
Balai besi beroda didorong masuk
Terkulai paruh baya bergelayut infus
Menyusur ruang berbalai enam
Di pojok dekat kamar kecil, digotong ke balai kayu
Ia tak sanggup menyapa
Tatapan selamat datang tak bersambut
Balai sebelah melempar senyum
Senyum bercampur tanda tanya
Sakit apakah Kau gerangan?
Siang mulai menyapa
Suara lirih pecahkan hening
Tanpa pembuka menyodok lemah
"Tertawapun butuh teman"
"Dunia sesenang ini membuatku konyol"
"Konyol mendapat teman baru... Kau!"
Mendelik menuding ujung balai
Suster rawat datang lagi
Tergopoh dengan balai besinya
Menggotong kembali sang paruh baya
Kerabat tersenyum hambar
Mereka lenyap di balik pintu
Teman baru seumur fajar
Meninggalkan kesan tebal makna
Kebenaran seorang teman baru
Sakitpun butuh teman yang benar
(*)
onetburton 20062022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H