"Lha.. Emak ini bagaimana. Justru inilah kesempatan yang pas agar Bopo bisa menyukai lodeh..," sahut Benduk sambil berlalu.
Emak mesam mesem saja. Belum juga paham apa yang telah terjadi. Tidak mau ambil pusing, diseruput lagi kuah sayur rasa unik itu.
"Mudah-mudahan Bopo suka...dia tidak pernah menyukai sayur lodehku," pikiran Emak menghiasi kernyitan dahi.
Saat Bopo datang, Benduk antusias menyambut. Hidangan malam di meja makan sudah siap. Hanya Emak yang terlihat gundah. Bagaimana tidak, Bopo membawa serta Jon, kawan sejawatnya untuk turut menikmati makan malam itu.
"Silakan..silakan dinikmati..ditambah lagi ya.. Anggap rumah sendiri ya..," ujar Bopo ramah. Disahut jempol sang kawan.
Emak dan Benduk sudah tidak terlihat lagi di ruangan itu. Pindah ke ruang sebelah. Mereka menguping.
"Bagaimana sayur lodehnya Jon? Enak?" terdengar suara Bopo.
"Oh..ini lodeh to? Iya.. Iya.. Enak.. Lumayan..lodeh bayam.. masakan istrimu ya?"
"Iya..dong siapa lagilah. Masa istri tetangga? Hehe..ada ada saja Kau," sahut Bopo terlihat puas. Jon kawan sejawatnya dikenal suka lodeh.
"Oh iya.. Lodeh apa saja yang pernah Kau santap?" suara Bopo seperti menelisik.
"Biasanya sih lodeh nangka atau kacang panjang. Iya cuma itu saja sih seingat Aku. Tapi lodehmu ini memang lain dari pada yang lain. Lodeh bayam. Istrimu kreatif juga ya. Baru kali ini aku merasakannya. Mungkin rasa lodeh terbaru ya? Rasa santannya seperti hilang. Ya seperti jenis makanan lain. Banyak muncul varian rasa yang aneh-aneh..," sahut Jon panjang lebar. Tidak ingin mengecewakan tuan rumah. Walau terlihat ragu menelan setiap cidukan lodeh.