Seberapa bagus masyarakat awam memahami tiga kata itu? Saya mengorek ini karena menemukan tidak semua orang sanggup memahaminya dengan baik. Lain hal misalnya diganti dengan urutan angka yang lebih mudah dipahami di tengah literasi bahasa yang ala kadarnya.
Ketika disuruh mengurutkan tiga kata itu, malah menyahut, "Gak ngerti Pak..apa itu maksudnya. Tapi kalau gunung sudah meletus ya..harus ingat lari Pak."
Lockdown adalah bahasa asing. Barang luar. Barang impor. Undang-undang tidak mengenal kata itu. Cukup barangnya saja yang impor. Sementara bahasa, kita kaya. Maka munculah PSBB. Sudah diterapkan. Ternyata kurang greget. Sebagaimana barang baru, rasa ingin tahu muncul. Mungkin masyarakat masih berkeliaran mencari tahu apa itu PSBB. Apa itu sebenarnya yang dimaksud dengan jaga jarak. Iya masyarakat keluar mencari tahu. Barangkali ada yang rela memberikan contohnya.
Perilaku ini membuat penyelenggara negara meriang. Negara tetanggapun mendongak disertai celotehan. Tak kalah gerak, pemerintah meluncurkan lagi barang baru, PSBM. Indah bukan? Tentu indah selama ada orangnya. Kalau orangnya habis? ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H