Masker."
"Harap Jaga Jarak dan WajibSpanduk besar terbentang jelas di tembok pagar sebuah kantor pemerintahan desa terpencil.
Tak jauh dari spanduk itu, berkerumun orang-orang berebut bantuan sembako. Tidak laki-laki tidak perempuan. Tidak tua tidak muda. Sepakat berkerumun. Berdesakan menggapai bungkusan.
Sebagian terlihat tidak mengenakan masker. Yang mengenakan pun bermasker koyak. Bahkan beberapa hanya memaskeri dagu.
Melihat kenyataan itu seorang wartawan magang bertanya sambil menggelengkan kepala pada kawannya yang juga memaskeri dagu.
"Bro...Kau lihat itu? Bagaimana cara mengatasinya?"
Kawan yang ditanya semakin serius mengamati. Tentu otaknya sedang berputar. Sejurus kemudian dia malah balik bertanya.
"Kau tahu di daerah ini berapa yang sudah kena?"
"Tidak...tidak tahu.."
"Kau tahu berapa yang meninggal di daerah sekitar sini?"
"Tidak.. Itu juga Aku tidak tahu.."