Belakangan, dia juga menulis. "Formulaku untuk kehebatan manusia adalah Amor fati: bahwa seseorang tidak menginginkan apa pun selain itu, tidak di masa depan, tidak di masa lalu, tidak dalam kekekalan. Bukan hanya menanggung apa yang terjadi karena kebutuhan belaka.... tetapi untuk mencintainya."
Sejak hari itu, 1 Januari 1882, Amor-Fati menjadi resolusi tahun baru Nietzsche. Dia hidup dengan itu sampai kematiannya pada tahun 1900.
Itulah resolusi hidup seorang Nietzsche pada awal tahun 1882 di mana ia menjadikan Amor Fati sebagai penerimaannya atas nasib hidup yang harus ia jalani. Bisakah kita menjadikan Amor-Fati sebagai resolusi di awal tahun 2023 ini? Akankah kita meneladani sikap Nietzschean ini dalam kehidupan kita sehari-hari? Siapkah kita menerima segala sesuatu entah yang baik maupun yang buruk dengan lapang dada?Â
Di tahun yang baru ini, semoga kita semakin menyadari bahwa hal paling penting dalam hidup manusia ialah dengan menyadari bahwa hidup kita adalah hadiah, berkat, dan anugerah yang harus diterima dan disyukuri dengan penuh tanggung jawab. Penerimaan dengan penuh tanggung jawab tersebut adalah hal yang Nietzsche maksudkan dalam Amor Fati, di mana kita menerima segala sesuatu dengan penuh cinta.Â
Karena, bagi Nietzsche, manusia yang hebat adalah manusia yang menerima segala sesuatu entah yang baik maupun yang buruk. Baginya, tidak ada waktu untuk memberontak. Di hadapan segala pengalaman positif dan negatif yang ia alami, hanya satu hal yang ia perlukan, yaitu mensyukuri segala sesuatu dan bahkan mencintainya.Â
"Amor-Fati, semoga inilah cintaku!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H