Baru-baru ini, Pengurus Lembaga Brorivai Center (BRC) dikagetkan dengan perlakuan tidak terpuji dari admin grup WhatsApp (WA) yang diberi nama Forum Pembauran Kebangsaan.
Bagaimana tidak, jaringan dan pengurus Brorivai Center di remove dari Grup WA tersebut karena mengkritisi isu lingkungan di Makassar, yakni terkait Keamanan Lingkungan Proyek Reklamasi Center Point of Indonesia (CPI). Grup WA itu diketahui beranggotakan sejumlah tokoh, akademisi birokrat dan masyarakat umum
Seperti diketahui, BRC lewat Foundernya Abdul Rivai Ras (Bro Rivai) memang getol menyuarakan sejumlah aspirasi dan opininya terkait isu-isu yang sedang hangat di Indonesia lewat sejumlah media nasional dan media lokal.
Pada Selasa 5 Juni 2018 kemarin, tepat di Hari Lingkungan Sedunia, Brorivai Center sebagai lembaga strategis yang peduli terhadap riset politik, keamanan dan pembangunan memberikan opini serta tanggapannya kepada media tentang potensi akan resiko gangguan lingkungan hidup saat ini, termasuk mengingatkan beberapa pihak, tak terkecuali pemerintah, tentang dampak keamanan lingkungan yang diakibatkan oleh proyek reklamasi dan pembangunan Center Point of Indonesia (CPI) di Makassar.
Dalam grup WA tersebut, salah satu akun WA yang bernama 'Halimhade' menghapus salah satu anggota jaringan BRC dari grup, dikarenakan mengshare link pemberitaan tentang isu CPI Makassar, yang memang dihembuskan oleh BRC lewat sejumlah media nasional dan lokal Sulsel.
Sebelumnya, berita ini mendapat reaksi dan komentar dari Budiprapto atau yang dikenal Soeprapto Budisantoso, Koordinator dan Penanggung Jawab Proyek Centre Point of Indonesia yang disinyalir ikut mendorong 'removing', Senin siang, 5 Juni 2018.
"Saya kira di era digital saat ini, tidak ada yang perlu kita takutkan kalau kita merasa benar dan dewasa dalam menghadapi dinamika demokrasi," ungkap Founder Brorivai Center, Abdul Rivai Ras, yang hingga kini selalu peduli dengan kampung halamannya, Sulawesi Selatan.
Lanjut Rivai Ras, Mestinya seorang yang mengerti demokrasi dan pentingnya lingkungan tidak perlu gusar dan panik kalau ada berita yang bersifat kritis dan konstruktif, apalagi berkaitan dengan kepentingan ekosistem kita.
"Rasanya perlu dipertanyakan kalau isu CPI itu dinilai sensitif, dan kalau proyek itu betul dilaksanakan sesuai prosedur dan tidak ada yang dilanggar semestinya disikapi dengan cara yang elegan, bukan melakukan tindakan yang tidak terpuji dengan meremove pengurus kami dari grup WA. Hal itu tentu saja tidak mencerminkan etika dalam interaksi yang baik di media sosial," tegas Abdul Rivai Ras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H