Mohon tunggu...
Muhtar Achmad
Muhtar Achmad Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menuju ASEAN community 2015

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku: antara Hidup dan Mati

25 Oktober 2014   21:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:45 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Reads books see the world" adalah tema internasional book fair tahun ini. Namun adakah riset terbaru yang menyatakan bahwa buku masih menjadi nomor satu bacaan untuk melihat dunia jika dibandingkan dengan informasi berbentuk digital melalui teknologi informasi seperti internet. Buku cetak sekarang antara hidup dan mati, namun kita masih optimis bahwa buku cetak masih merupakan favorit untuk menggali informasi melihat dan mencermati perkembangan dunia. Karena tidak semua orang yang meluangkan waktunya untuk mengakses internet untuk membaca buku paling tidak hanya "updated status" atau pun membaca berita dan artikel. Di sisi lain tidak semua lapisan masyarakat dapat mengakses internet karena keterbatasan jaringan ataupun kemampun ekonomi. Apalagi melihat kondisi geografis negara Indonesia yang berbentuk kepulauan. Kalau di daratan saja, internet tidak dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat apalagi di daerah kepulauan yang sebaran pulau-pulau kecilnya masih sulit dijangkau baik oleh transportasi laut maupun jangkauan internet.

Kehadiran buku dalam bentuk cetakan bukan digital masih dirasakan keberadaannya untuk memajukan daya pikir dan kemampuan membaca perkembangan dunia. Untuk itu marilah kita tidak hanya mencetak buku-buku untuk mengasah mata hati dan daya pikir bangsa Indonesia. Tetapi bagaimana menjadikan "membaca buku" sebagai suatu kebutuhan. Apabila kita mampu membumikan "membaca buku" sebagai suatu kebutuhan, maka "Read books see the world" maka otomatis akan berubah menjadi "Read books as your needs to Change the world ".

Buku diantara hidup dan mati dikarenakan antara sebagai kebutuhan untuk dibeli dan dibaca masih belum membumi di bumi nusantara ini. Semoga pameran buku dan keberadaan perpustakaan mampu menjawab ini dengan kerja keras serta dukungan semua elemen masyarakat. Mari jadikan buku dan baca buku  sebagai kebutuhan, sehingga kita tidak hanya bisa melihat dunia bahkan kita bisa mengubah dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun